Paradoks Film Horor, Emosi Senang vs Irrasionalitas

Adegan horor yang sangat mencekam bisa terekam ke dalam bawah sadar anak-anak di bawah usia tujuh tahun.
Adegan horor yang sangat mencekam bisa terekam ke dalam bawah sadar anak-anak kurang dari usia tujuh tahun.

RAB.com (JAKARTA): Jika bukan penggemar, anda mungkin bingung mengapa ada orang yang mau duduk manis menonton film horor yang membuat mereka menjerit dan berteriak sekeras kerasnya. Kata peneliti perilaku hal itu karena fenomena yang disebut paradoks horor, yaitu kesenangan menonton horor padahal secara teori tidak masuk akal.

“Tidak diragukan lagi, ada sesuatu yang sangat hebat yang membuat orang menikmati saat menonton horor. Padahal menurut teori sangat tidak masuk akal. Namun kebanyakan orang suka mengalami emosi yang menyenangkan,” kata Joanne Cantor, PhD, direktur Pusat Penelitian Komunikasi University of Wisconsin, Madison, seperti dilansir dari laman WebMD.

Para penggemar film horor mungkin mengatakan bahwa film horor adalah hiburan yang tidak berbahaya. Tapi jika pengaruhnya kuat dan sangat mencekam, tutur Cantor, maka dampaknya juga bakal kuat. Dampak ini bakal dialami orang dewasa maupun anak-anak, baik yang telah beradaptasi dengan ketakutan itu maupun yang terganggu.

Dampaknya bisa terjadi hanya pada saat lampu-lampu padam, atau kadang-kadang bisa menetap hingga bertahun-tahun. Tapi, sekali lagi, kata Cantor, dampak takut itu adalah sesuatu yang menyenangkan bagi mereka.

Jadi, rasa takut yang terjadi saat melihat seseorang dikejar oleh pembunuh yang membawa kapak, bisa berbeda dari rasa takut yang mungkin dirasakan saat anda benar-benar dikejar oleh pembunuh itu?

Jawabannya adalah tidak, sekurangnya menurut Glenn Sparks, seorang profesor komunikasi di Universitas Purdue. Spark yang mempelajari efek film horor pada fisiologi pemirsa menambahkan ketika orang menonton gambar mengerikan, detak jantung mereka meningkat sebanyak 15 denyut per menit.

Telapak tangan berkeringat, suhu tubuh turun beberapa derajat, otot mereka tegang, dan terjadi lonjakan tekanan darah. “Otak belum benar-benar menyesuaikan diri dengan teknologi baru [film]. Kita bisa mengatakan pada diri kita sendiri bahwa gambar di layar tidak nyata, tapi secara emosional otak kita bereaksi seolah-olah mereka … otak lama kita ‘masih mengatur reaksi kita,” kata Sparks.

Jadi berani atau introvert

Sedangkan Psikolog Reni Akbar Hawadi menyarankan menonton film horor sebaiknya tidak bersama anak di bawah tujuh tahun. Walaupun anak itu belum mengerti jalan cerita film horor itu, menurut Reni, adegan film itu bisa terekam di alam bawah sadar si anak. Suara dan musik khas tontonan film horor dan layar besar di bioskop menambah nuansa mengerikan saat menonton film horor.

Bila berkali-kali menonton film horor, ada yang nantinya merasa terbiasa menonton film horor, sehingga saat dewasa ia tidak akan takut. Sebaliknya, ada pula anak yang justru menjadi introvert setelah menonton bernuansa gelap itu. “Itu semua tergantung kondisi si anak,” katanya.

Yang perlu dikhawatirkan adalah kondisi ketika anak jadi introvert setelah menonton film horor. Mereka bisa menjadi takut saat mengalami situasi mirip seperti pada film horor. “Gambaran film horor itu akan terekam di alam bawah sadar otak mereka. Dan bisa timbul kapan saja,” katanya.

Efek lain yang juga bisa dialami si anak adalah melakukan hal yang sama seperti pada film horor. Misalnya ada adegan pembunuhan yang tergambar dalam film horor, itulah yang terekam di alam bawah sadar mereka. Ketika mengalami situasi yang sama, bisa saja si anak melakukan pembunuhan itu mencontoh adegan film.

Karena itu, saran Reni, orangtua sebaiknya tidak menonton film horor dengan anak usia di bawah tujuh tahun. “Anak di bawah usia tujuh tahun itu sebaiknya diberi contoh dan diberi energi positif saja, jangan energi negatif seperti film horor,” katanya.

Menurut Reni, anak yang sudah berusia 7-11 tahun boleh saja diajak menonton film horor. Namun  meskipun pada usia itu anak sudah bisa berpikir dan diajak diskusi, lanjutnya, orangtua tentu perlu menjelaskan makna film itu. “Mereka perlu mendapatkan penjelasan detil tentang film horor,” katanya.