20 Persen Pengguna Tol di Timur dan Barat Jakarta Belum Gunakan E-Toll

Presiden Joko Widodo menunjukkan kartu e-Toll seusai peresmian jalan tol Semarang-Solo seksi III Bawen-Salatiga di Gerbang Tol Salatiga, Jawa Tengah, Senin, 25 September 2017. (Antara/Aloysius Jarot)
Presiden Joko Widodo menunjukkan kartu e-Toll seusai peresmian jalan tol Semarang-Solo seksi III Bawen-Salatiga di Gerbang Tol Salatiga, Jawa Tengah, Senin, 25 September 2017. (Antara/Aloysius Jarot)

RAB.com (JAKARTA): Pengelola tol sejumlah ruas utama mengatakan bahwa penggunaan pembayaran non-tunai kini rata-rata sudah mencapai lebih dari 70 persen. Metode pembayaran non-tunai diperkirakan memperlancar transaksi dari ratusan ribu kendaraan roda empat yang melalui sejumlah ruas tol utama di Jabodetabek setiap hari.

PT Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek mencatat pembayaran non-tunai di ruas jalan tol yang dikelolanya kini sudah mencapai 90 persen. “Kami optimis sampai akhir Oktober bisa 100 persen,” kata Deputy GM Tol Collection PT. Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek, Yoga Tri Anggoro, Sabtu (21/10).

Dari 36 gerbang di sepanjang ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, masih ada tiga yang belum bisa menerapkan 100 persen non-tunai. Gerbang tol Karawang Timur bakal menerapkan pembayaran nontunai pada 24 Oktober, sedangkan di Karawang Barat, dan Cikarang Utama pada 29 Oktober. Jumlah kendaraan melintas di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek mencapai 600.000 lebih setiap hari.

Menurut dia, 80 persen merupakan golongan 1, dan 20 persen golongan 2-5. Yoga minta sopir kendaraan golongan besar tak perlu khawatir sulit menjangkau mesin e-toll. “Di gardu untuk kendaraan besar masih ada petugas, sopir cukup menyerahkan kartu e-money, dan akan dibantu.”

Pada saat ini, 70 persen gerbang tol di sejumlah kawasan industri adalah gardu multifungsi atau bisa melayani kendaraan semua golongan, dan 30 persen khusus golongan 1. Sejumlah gerbang itu misalnya di Cikarang Barat, Cibatu, Cikarang Timur. “Berbeda pada gerbang tol di luar kawasan, malah kebalikannya,” kata dia seperti dikutip laman tempo.co.

General Manajer PT Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek, Kristianto, menambahkan, sekitar 10 persen yang masih melakukan transaksi tunai ialah pengguna tol berasal dari luar daerah. “Biasanya angkutan umum, kami bekerja sama dengan bank menyediakan e-money di gerbang tol,” kata dia di sela kegiatan temu pelanggan di Rest Area KM 19.

Dia meminta pengguna tol yang memanfaatkan promo penjualan uang elekronik sesuai nilai yang tertera dalam saldo. Soalnya, promo tersebut hanya sampai dengan akhir Oktober ini. Soalnya, normalnya pembeli dikenakan biaya kartu sebesar Rp 10 ribu. “Promo untuk mendukung gerakan non-tunai di jalan tol,” kata dia.

Purbaleunyi 67 persen

Sebelumnya General Manager PT Jasa Marga Cabang Purbaleunyi, Reza Febrianto, mengatakan pembayaran non-tunai menggunakan uang elektronik di ruas tol Purbalenyi sudah 67 persen. “Penggunaan uang elektronik sudah 67 persen. Tertinggi Purbaleunyi gerbang masuk Baros Satu sudah 99 persen,” ujarnya di Bandung, Senin (16/10).

Menurutnya, penggunaan transaksi elektronik sangat berpengaruh terhadap antrean kendaraan yang masuk ke dalam tol. Sejak pertama kali diberlakukan hingga saat ini, penumpukan kendaraan tidak terlalu signifikan di berbagai ruas tol Purbaleunyi. Jika sebelumnya transaksi memerlukan waktu lima detik, dengan menggunakan e-Toll dapat diminimalkan hingga menjadi tiga detik.

“Sekarang baru empat ruas yang telah menerapkan sistem elektronifikasi. Kami akan lakukan bertahap hingga akhir Oktober,” kata Reza lagi. Empat gardu yang telah menerapkan e-Toll, yakni di pintu masuk Baros Satu, Sadang, Mohammad Toha dan Buah Batu. Sementara tol Kopo akan mulai menggunakan e-Toll pada Selasa, 17 Oktober 2017.

Setelah Gerbang Tol Kopo, selanjutnya pembayaran nontunai akan diberlakukan di gerbang Pasirkoja pada 18 Oktober 2017, Baros 2 pada 19 Oktober 2017, Pasteur pada 24 Oktober 2017, Padalarang pada 25 Oktober 2017, Jatiluhur pada 26 Oktober 2017 dan Cileunyi pada 29 Oktober 2017. “Gongnya di akhir Oktober baik entrance dan exit pembayaran non-tunai hampir mendekati 100 persen di seluruh Purbaleunyi,” ujarnya seperti dikutip Antara.

Tangerang-Merak 100 persen

Sedangkan PT Marga Mandalasakti (MMS) atau Infra Toll Road Tangerang-Merak optimistis transaksi nontunai atau uang elektronik di ruas jalan tol Tangerang-Merak, mencapai 100 persen. “Optimistis bisa 100 persen,” kata Kepala Divisi Hukum dan Humas PT Marga Mandalasakti Indah Permanasari pada Selasa (11/10).

Menurut Indah, optimalisasi transaksi nontunai di jalan tol Tangerang-Merak telah dilakukan pengelola jalan tol itu dengan melakukan berbagai strategi. Hasilnya, kata dia, per 9 Oktober 2017, transaksi uang elektronik di jalan tol tersebut sudah mencapai 70,25 persen. “Update tanggal 10 masih proses rekapitulasi. Tanggal 11 belum closing,” ucap Indah.

Adapun untuk gerbang tol dengan sistem terbuka, yaitu di on-ramp dan off-ramp, sudah tercapai 100 persen. “On dan off-ramp di gerbang tol Cikupa saja,” kata Indah. Indah mengatakan, untuk memenuhi target 100 persen non-tunai pada 12 Oktober 2017, MMS telah melakukan berbagai strategi.

“Di antaranya mendorong bank-bank memenuhi kebutuhan kartu elektronik,” tuturnya. MMS juga memperketat pengguna jalan untuk bertransaksi non-tunai di ruas jalan tol Tangerang-Merak. Dalam pelaksanaannya, kata Indah, petugas yang berjaga di gerbang masuk akan menanyakan uang elektronik pengguna jalan untuk dibantu diletakkan pada mesin reader yang tersedia.