Menonton TV Lebih dari 3 Jam Sehari Tingkatkan Risiko Diabetes Anak

Menonton TV Lebih dari 3 Jam Sehari Tingkatkan Risiko Diabetes Anak

Kesehatan
[caption id="attachment_774" align="aligncenter" width="761"] Kurang bergerak menaikkan risiko terkena diabetes pada anak.[/caption] RAB.com (JAKARTA): Menghabiskan waktu lebih dari 3 jam untuk menonton televisi, komputer atau sekadar bermain  video game, ternyata bisa memperbesar risiko anak terkena diabetes tipe 2. Risiko yang sama juga mengintai orang dewasa yang melakukan hal serupa. "Terlalu banyak menonton berbahaya bagi kesehatan," ujar peneliti dari Children's Hospital of Eastern Ontario Research Institute, Mark Tremblay, seperti dilansir The Verge pekan lalu. Hal ini terungkap dari penelitian terbaru dari Inggris. Bahkan, studi yang dipublikasikan dalam jurnal Archieves of Disease in Childhood. Kesimpulan ini peneliti dapatkan setelah menganalisis data hampir 4.500 anak-anak di Inggris berusia 9-10 tahun pada 2004-2007. Mereka menemukan kebanyakan anak-anak menghabiskan lebih dari 3 jam terpaku pada layar TV dan perangkat elektronik lainnya. Anak-anak yang terlalu banyak…
Read More
Minuman Manis Makin Sumbang Obesitas

Minuman Manis Makin Sumbang Obesitas

Kesehatan
[caption id="attachment_767" align="aligncenter" width="783"] Dari pencegah dehidrasi menjadi penyumbang obesitas.[/caption] RAB.com (JAKARTA): Kebiasaan kaum urban (perkotaan) menyeruput kopi dan teh dalam keseharian ternyata bisa berujung pada obesitas (kegemukan). Khususnya untuk minuman berperisa manis (yang mendapatkan tambahan gula). "Minuman mestinya berfungsi untuk membuat tubuh terhidrasi, seharusnya tidak menyumbangkan kalori. Tapi perkembangan sekarang ini banyak minuman berperisa manis, kontributor kalori dari gulanya,” ujar peneliti Helda Khusun dari SEAMEO-REFCON (Southeast Asian Ministers of Education Organization - Regional Centre for Food and Nutrition) pekan lalu. Hal ini berdasarkan studi yang dilakukan terhadap 864 pria dan wanita berusia 18-45 tahun di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan. Hasil studi menyatakan bahwa gula pada kopi dan teh menyumbang 5,1 persen kalori dari makanan yang disantap orang dewasa di kota besar Indonesia. Selain kopi dan teh, kata…
Read More
Realitas Liar Media Sosial Kian Tak Terbendung

Realitas Liar Media Sosial Kian Tak Terbendung

Uncategorized
  RAB.com (JAKARTA): Media sosial (medsos) memunculkan kenyataan liar tersendiri yang seakan kian tak terbendung. Di negeri yang konon amat beragama dan masih guyub masyarakatnya ini sudah kejadian untuk pertama kalinya ada orang gantung diri dengan menyiarkan langsung (live) perbuatannya yang sangat salah menurut norma sosial yang berlaku lewat Facebook. Bisa jadi ini kasus sangat khusus yang hanya bisa terjadi di kota besar yang sudah sebegitu individualis dan begitu beratnya tekanan hidup. Soalnya perbuatan yang rekamannya sudah viral, sebelum media massa konvensional ikut memberitakan ini, bisa menjadi "inspirasi" bagi banyak orang, baik yang hanya terpapar atau aktif, di medsos. Sejak disiarkan pada Jumat (17/3) pukul 09.22 hingga 21.02, video itu telah ditonton 69.000 kali. Jumlahnya terus bertambah sebelum Facebook yang awalnya hanya memberi peringatan tentang tayangan yang akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pemirsanya…
Read More
Bahan Mirip Gel Memungkinkan Piranti Elektronik Masuk Dompet

Bahan Mirip Gel Memungkinkan Piranti Elektronik Masuk Dompet

Teknologi
RAB.com (JAKARTA): Insinyur telah mendesain satu bahan mirip gel yang lentur dan keseluruhannya dapat ditanam banyak sensor yang tetap bisa mengenali sentuhan bahkan saat diremas sehingga bentuknya tak beraturan. Hal ini memungkinkan piranti elektronik bisa dibengkokkan, digunakan pada pakaian cerdas (smartwear), ditaruh di jalan dan trotoar untuk mendeteksi kecelakaan. atau membungkus roda kemudi. “Teknologi yang kami kerjakan adalah sensor sentuh lentur yang dapat dimolorkan dan dapat juga  mendeteksi kedekatan antar jari tangan. Bahan yang memungkinkan piranti elektronik yang dapat ditarik (stretchable), lentur, bisa dilipat dan bahkan digulung,” ujar mahasiswa program doktoral Electrical and Computer Engineering, University of British Columbia, Mizral Saquib Sarwar seperti dikutip laman telegraph.co.uk. Anda, kata Mizral, bisa membayangkan punya satu piranti tablet besar dan saat selesai menggunakannya anda bisa langsung menggulung atau melipat dan menaruhnya di kantung…
Read More
Smartphone Hilang Stres-nya Setara Diancam Teroris

Smartphone Hilang Stres-nya Setara Diancam Teroris

Kesehatan
[caption id="attachment_745" align="aligncenter" width="727"] Kehilangan ponsel stres-nya hampir sama dengan diancam teroris.[/caption] RAB.com (JAKARTA): Stres karena kehilangan ponsel cerdas (smartphone) membuat pemiliknya tertekan yang tingkat stres-nya setara dengan diancam teroris, demikian temuan sebuah riset baru. The Physiological Society (www.physoc.org) melaporkan hasil setelah meminta 2.000 pengguna ponsel cerdas di Inggris menilai seberapa stres mereka saat menghadapi sejumlah peristiwa. Seperti hasil penelitian sebelumnya, peristiwa seperti kematian orang yang dicintai atau sakit parah memiliki skor tinggi. Begitu pula sejumlah kekhawatiran di dunia modern seperti kecurian identitas, penundaan jadwal keberangkatan kereta, dan bahkan pergi berlibur. Namun hasil penelitian mengungkap pengalaman kehidupan keseharian, seperti ponsel yang nyelip, mengacaukan emosi kita seperti saat menghadapi kejadian traumatik berat. Stres akibat ancaman teroris menempati peringkat ke-13 dalam daftar peristiwa-peristiwa penyebab stres, hanya terpaut sedikit di atas kehilangan ponsel cerdas,…
Read More
Koloni di Antariksa Terwujud 20 Tahun Lagi

Koloni di Antariksa Terwujud 20 Tahun Lagi

Teknologi
[caption id="attachment_732" align="aligncenter" width="684"] Pembangunannya akan didorong oleh industri yang memanfaatkan kondisi tanpa bobot dan perusahaan pesawat antariksa.[/caption] RAB.com (JAKARTA): Koloni di antariksa diperkirakan terwujud 20 tahun lagi. Ribuan orang bisa tinggal mengambang di dunia silinder raksasa yang mengorbit Bumi. Tinggal di ruang angkasa dengan gravitasi buatan sebenarnya bisa lebih sehat dari planet Bumi. Bahkan memungkinkan orang hidup lebih lama dan tumbuh lebih tinggi. "Manusia sekarang mendekati sebuah titik di mana koloni ruang angkasa dapat dibangun menggunakan bahan yang diambil dari bulan dan asteroid. Koloni antariksa di tahap awal akan membangun dan mempertahankan panel surya yang lazim digunakan sebagai sumber energi di bumi," kata Jerry Stone, pimpinan proyek British Interplanetary Society (BIS). Stone mengatakan  cara ini jauh lebih efisien daripada mengumpulkan energi matahari di permukaan bumi setelah energi itu melewati atmosfer.…
Read More
Akun Medsos dan Blogging Bisa jadi Lahan Bisnis Menjanjikan

Akun Medsos dan Blogging Bisa jadi Lahan Bisnis Menjanjikan

Ekonomi
[caption id="attachment_724" align="aligncenter" width="721"] ccc[/caption] RAB.com (JAKARTA): “Ikuti kata hati! Kerjakan apa yang anda suka dan cintailah pekerjaan anda.” Tentu anda pernah mendengar kalimat petuah di atas. Mungkinkah petuah ini dijalani jika passion atau greget anda bukan terletak pada satu jenis profesi atau posisi pekerjaan yang umum? Media sosial membuat ini menjadi mungkin. Instagram, YouTube, Pinterest, Facebook, Wordpress dan lainnya, kini menjadi platform untuk mengerjakan apa yang Anda cintai dan menjadikannya bisnis yang menghasilkan uang. Ada sekitar 100 juta pengguna aktif Instagram, 135 juta pengguna aktif Twitter, dan lebih dari semiliar penonton YouTube di seluruh dunia. Juga miliaran facebooker. Anda bisa memperoleh penghasilan tidak hanya dari berjualan. Uang bisa datang dari sponsor, endorsement, dan iklan. Yang perlu diketahui, syarat utama agar media sosial bisa menghasilkan uang, akun Anda harus mampu menarik sebanyak mungkin pengikut…
Read More
Boneka Barbie Membuat Persepsi Salah tentang Tubuh pada Anak Perempuan

Boneka Barbie Membuat Persepsi Salah tentang Tubuh pada Anak Perempuan

Kesehatan
[caption id="attachment_716" align="aligncenter" width="648"] Berpengaruh negatif pada anak perempuan.[/caption] RAB.com (JAKARTA): Boneka Barbie membangun persepsi  salah tentang tubuh pada anak perempuan. Satu penelitian menunjukkan bahwa bermain boneka Barbie, walau hanya sekali, membuat anak mempersepsikan citra tubuh yang nyaris sempurna: kurus, tinggi, dan berambut panjang. "Persepsi ini membuat anak berpikir mereka harus tampil seperti Barbie juga. Boneka Barbie bisa menjadi gambaran bahwa badan kurus lebih baik dibandingkan yang gemuk," kata Marika , profesor psikologi di Universitas Flinders Australia, dalam jurnal Body Image edisi akhir Februari lalu. Karena itu,  Tiggemann menyarankan agar orangtua tidak membiarkan anak bermain boneka tersebut sampai berusia 8 tahun. Bila anak perempuan sudah punya boneka Barbie, lanjut Tiggemann seperti dikutip Herald Sun, sebaiknya orangtua memberitahu kalau penampilan fisik bukan satu-satunya model untuk terlihat cantik. "Ada hal lain yang membuat seseorang…
Read More
Pencegahan Stroke Perlu Terus Disosialisasikan

Pencegahan Stroke Perlu Terus Disosialisasikan

Kesehatan
  RAB.com (JAKARTA): Upaya pencegahan primer (belum mengalami) dan sekunder (sudah mengalami) terkait stroke perlu terus disosialisasikan. Kedua upaya tersebut diperlukan untuk menjaga dan mengurangi tingkat keparahan pada penderita stroke. Dokter Spesialis Saraf Prof. Moh Hasan Machfoed, mengatakan bagi penderita primer (belum mengalami stroke) beberapa upaya pencegahannya yakni dengan berhenti merokok, menjaga berat badan, menurunkan tekanan darah mengobati kencing manis, konsumsi makanan sehat, dan olahraga teratur. "Sebab, orang yang memiliki hipertensi, diabetes, obesitas, dan kolesterol, rentan terkena stroke," ujar Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia ini. Sedangkan bagi penderita stroke yang sekunder (sudah mengalami stroke), kata Hasan, beberapa upaya pencegahannya adalah ditangani sedini mungkin dan kontrol secara rutin. "Sekunder ini sudah terkena stroke iskemik dan memiliki faktor risiko untuk stroke pendarahan (hemoragik)," ujar dia. Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika…
Read More
Lebih dari 400.000 Kematian di AS karena Junk Food

Lebih dari 400.000 Kematian di AS karena Junk Food

Kesehatan
RAB.com (JAKARTA): Kebiasaan makan junk food (makanan yang tidak sehat) diduga menjadi penyebab lebih dari 400.000 kematian di Amerika Serikat (AS) setiap tahun akibat penyakit jantung dan penyakit terkait. Masalah tersebut melonjak dua kali lipat karena warga AS makan terlalu banyak garam, lemak, makanan manis, dan kurang mengkonsumsi buah, sayuran, dan biji-bijian. "Rendahnya asupan makanan sehat, seperti kacang-kacangan, sayur-mayur, biji-bijian, dan buah-buahan, ditambah lagi dengan tingginya asupan komponen makanan yang tidak sehat, seperti garam dan lemak trans merupakan penyebab utama kematian akibat penyakit kardiovaskular di Amerika Serikat," kata kepala penulis penelitian Ashkan Afshin, asisten profesor kesehatan global di Institute for Health Metrics and Evaluation University of Washington. Lemak trans sebagian besar sudah dihilangkan dari pasokan makanan, tapi masih dapat ditemukan di margarin, biskuit, kue, krim kue, dan berbagai makanan olahan lainnya.…
Read More