RAB.com (JAKARTA): Ada 3 tanda stroke dan 4,5 jam periode emas untuk menanggapinya. Tiga tanda stroke adalah apakah mulut mencong, dua lengan atau kaki tak seimbang lagi, saat bicara cedal (pelo), dan apabila ditemukan gejala tersebut secepatnya penderita dibawa ke rumah sakit (RS). Waktu jadi penentu pemulihan sehingga semakin cepat ditangani dokter semakin baik.
“Siapa saja yang mengalami tiga gejala stroke di atas, meskipun ringan, harus segera dibawa ke rumah sakit dengan fasilitas pemindaian tomografi terkomputasi (CT scan) sebelum 4,5 jam.Jika terlambat stroke bisa berakhir pada kecacatan bahkan kematian,” kata Poppy Chandradewi, dokter spesialis saraf RS Jantung Diagram, Siloam Hospital.
Terkait serangan stroke, kata Poppy, dikenal adanya transient ischaemic attack (TIA) yaitu gejala stroke sesaat dan ringan serta pulih sendiri kurang dari 24 jam. “Sekilas kondisi membaik sehingga penderita menganggap masih aman (tak perlu ke dokter). Padahal itu pertanda serangan lebih serius bisa datang lagi,” tandas Poppy.
Dari pengalaman seorang teman yang sudah didiagnosis kena stroke ringan oleh dokter karena saat diminta mengangkat kedua tangan dan hasilnya tidak imbang dan saat bicara sudah cedal (pelo). Namun dalam kondisi pengucapan suku kata berakhiran huruf “r” terdengar sebagai “l” dia berusaha meyakinkan orang lain bahwa ucapannya tidak cedal dan lengannya baik-baik saja.
Tampaknya masih banyak orang menganggap ringan ketiga tanda tersebut karena sudah diberi obat oleh dokter dan lalu akan pulih dengan sendirinya. Bahkan dalam kasus teman ini dia memaksakan diri untuk bermobil dari Yogya ke Jakarta beberapa jam setelah terkena serangan. Alhasil dua hari kemudian langsung masuk unit gawat darurat (UGD) di satu RS di Yogya dan tak tertolong lagi setelah dirawat sehari.
Poppy menyarankan sebaiknya siapapun segera ke UGD saat mengalami TIA. “Satu saja tanda stroke muncul mesti segera ditanggapi dengan membawa penderita ke UGD RS. Periode emasnya 4,5 jam sebelum kian sulit ditangani oleh tenaga medis,” tandas Poppy dalam forum diskusi bertema Kenali dan Atasi Gejala Stroke beberapa waktu lalu.
Bila periode emas terlewati, sebenarnya peluang masih ada yaitu paling lama delapan (8) jam. Untuk mempermudah masyarakat terkait stroke, kalangan medis sudah mengenalkan istilah FAST yang merupakan singkatan face (wajah), arm (lengan atau kaki), speech (bicara), dan time (waktu). FAST bisa menjadi panduan awam untuk mengenali dan cepat tanggap pada sekurangnya tiga gejala umum stroke.
Gejala itu adalah mulut mencong, tangan atau kaki tiba-tiba lemah seperti tak bisa mengangkat gelas atau berjalan dengan kaki diseret, dan bicara cadel atau pelo. Stroke adalah gangguan saraf akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah di otak, bahkan bisa sampai pada pembuluh darah retina mata. Karena sumbatan itu sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi sehingga bisa cacat permanen atau mati.
Berdasarkan Sample Registration system Indonesia 2014, stroke jadi penyebab kematian nomer satu di semua kelompok umur, yaitu mencakup 21,1 persen kematian. Angka ini mengalahkan kematian akibat penyakit jantung koroner (12,9%) dan diabetes melitus dengan komplikasi (6,7%). Namun kesadaran masyarakat untuk sesegera mungkin membawa penderita gejala stroke ke RS masih rendah.
Di RS Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, dari sekitar 300 pasien stroke per tahun selama 2012-2015, kurang dari 10 persen yang datang sebelum 4,5 jam. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi (kejadian) stroke 8,3 per mil (1.000 penduduk) pada 2007 dan naik menjadi 12,1 per mil pada 2013. Peningkatan 50% dalam enam tahun ini artinya stroke telah menjadi masalah serius di Indonesia.