Boleh-Tidak Rias Wajah Permanen

cosme thng

RAB.com (JAKARTA): Satu wanita menulis kepada Dr. Manny Alvarez. Isinya pertanyaan bolehkah ia membuat bibirnya merah secara permanen dengan tato kosmetik?  “Lelah karena harus selalu memberi warna setiap kali habis makan, minum, atau berciuman,” tulisnya. Namun, dia masih belum yakin akan keamanan pewarna permanen itu.

Bibir merah menawan, bentuk alis sempurna (sulam alis), dan garis mata yang membanggakan. Makeup permanen menjanjikan anda bangun di pagi hari berikutnya dengan makeup sempurna tetap di tempatnya setelah sepanjang hari kerja, beraktivitas di pusat kebugaran, berpesta semalam suntuk. Tampaknya tak ada yang mengalahkan tato kosmetik.

Dengan bantuan profesional, para wanita itu memilih warna bibir yang diinginkan. Proses membuat tato kosmetik bisa berlangsung berjam-jam dan kadang juga dibutuhkan pembiusan. Awalnya, warna terlihat lebih gelap dari yang diinginkan dan semakin terang dalam beberapa hari. Hasil ini bisa dinikmati selama berbulan atau bertahun, tergantung dari jenis pigmen yang digunakan dan paparan matahari. Makeup permanen, seperti dilansir askdrmanny.com,  cukup aman dan risikonya sama dengan tato biasa.

Risiko yang serius adalah infeksi dari peralatan yang mungkin tidak steril. Karena itu selalu pastikan untuk memilih klinik dan tenaga yang bersertifikat dan bisa menjawab setiap pertanyaan soal keamanan (safety) yang kita ajukan. Pastikan juga peralatan yang digunakan masih baru dan steril, seperti jarum dan sarung tangan. Risiko yang mungkin muncul adalah alergi terhadap zat pewarna yang digunakan, tapi jarang terjadi.

Yang mesti diingat justru proses pewarnaan di wajah yang tidak nyaman. Bibir dan kelopak mata adalah area yang sangat sensitif. Berbeda dengan pembuatan tato biasa, pembiusan lokal mungkin dibutuhkan pada tato kosmetik karena prosesnya makan waktu minimal dua jam. Bila rasa sakit berlebihan segera beritahukan karena mungkin anda tak bisa menahannya lebih lama.

Sekali lagi: hati-hati

Buat mereka yang punya masalah kesehatan khusus, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani proses membuat makeup permanen. Di tangan ahli terampil, prosedur itu biasanya aman. Tapi bahkan di Amerika Serikat (AS), seperti ditulis laman WebMD, badan kesehatan ketinggalan langkah dari pertumbuhan pesat industri makeup permanen sehingga banyak ahli berkualifikasi rendah yang berpraktek.

Makeup permanen termasuk pigmentasi mikro (micropigmentation) yang mirip tato. Prosedurnya menggunakan jarum untuk “menempelkan” partikel berpigmen di lapisan teratas jaringan kulit. Tato dan restorasi medik prosedurnya mirip, yang mengoreksi ketidaksempurnaan  akibat luka dan vitiligo (kurang pigmentasi alami di kulit). “Prosedurnya sama tapi digunakan untuk tujuan berbeda,” kata ophthalmologis Charles S. Zwerling, MD, yang mempopulerkan istilah micropigmentation.

Makeup permanen untuk garis mata merupakan tindakan perbaikan kosmetik paling populer, diikuti alis dan pewarnaan bibir. Beberapa praktisi menawarkan blush dan eye shadow.  Tapi Zwerling, yang kepala American Academy of Micropigmentation (AAM) di Goldsboro, N.C., mengatakan sangat menentang hal itu.

“Apa yang saya lihat sangat sembrono. Anda tak bisa yakin warna apa yang akan dipakai, dan saat anda mengalami reaksi alergi, urusannya terkait dengan area permukaan wajah yang luas. Anda bicara soal bedah wajah untuk perbaikan menyeluruh (major reconstructive face surgery).”

Kebanyakan prosedur dilakukan setelah memberikan bius pada kulit. Setelah tindakan awal, tutur Zwerling, langkah perbaikan diperlukan tapi sekurangnya setelah sebulan hingga tiga bulan kemudian. Para praktisi termasuk dermatologist, kosmetologis, ahli anestesi, perawat, dan ahli tato.