Ingin Kurangi Stres, Cobalah Jeda Mengakses Facebook Seminggu

xx
Aktif di media sosial mempengaruhi tingkat kesejahteraan seseorang.

RAB.com (JAKARTA): Ingin perasaan dan pikiran lebih rileks, lebih memperhatikan kerabat dan rekan, serta lebih gampang konsentrasi? Cobalah jeda dari media sosial (medsos) selama seminggu. Demikian hasil penelitian tentang kebahagiaan dan kesejahteraan (well-being) yang dilakukan Danish Happiness Research Institute.

“Kami melihat banyak data soal kebahagiaan dan salah satu ihwal yang sering mengemuka adalah bahwa membandingkan diri sendiri dengan rekan atau kolega terdekat dapat meningkatkan rasa tidak puas (dissatisfaction},” kata Meik Wiking, CEO Happiness Research Institute di Kopenhagen setahun lalu, saat menjelaskan eksperimen jeda seminggu dari Facebook.

“Facebook adalah cecaran konstan tentang kisah hebat orang lain, tapi banyak dari kita membandingkan dengan situasi luar itu dan melihat suasana mendung dan hujan (khususnya di Denmark),” lanjutnya. “Ini membuat dunia Facebook, tempat banyak orang menunjukkan sisi terbaik dirinya, terlihat lebih cerah secara menyesatkan  dibandingkan dengan kondisi diri sendiri. Karena itu kami ingin melihat apa yang terjadi saat facebooker melakukan jeda.”

Seperti dilansir situs theguardian.com, peneliti Denmark membagi 1.905 pengguna Facebook ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama diberi akses normal bermain Facebook, sedangkan grup lain dipaksa tidak menyentuh Facebook selama seminggu. Partisipan penelitian yang berusia 16 hingga 76 tahun diberi kuis sebelum eksperimen dimulai.

Tujuannya untuk mengetahui seberapa puas mereka dan seberapa sering menggunakan media sosial. Lalu seberapa sering mereka membandingkan diri sendiri dengan rekan-rekannya dan bagaimana mereka bisa berkonsentrasi terhadap sesuatu.

Setelah seminggu terlihat bahwa kelompok yang jeda mengakses medsos merasa  stresnya berkurang 55 persen, lebih tinggi tingkat kepuasan hidupnya, dan lebih gampang konsentrasi. Penelitian juga mengungkap bahwa orang yang tidak main Facebook selama seminggu lebih jarang terkena stres dan mereka cenderung bisa mengobrol dengan keluarga dan sahabat secara langsung.

“Saya dan teman sekamar bisa mengobrol alih-alih hanya mengecek halaman Facebook,” kata partisipan bernama Stine Chen, 26, yang menganggap Facebook sebagai bagian penting hidupnya karena aktif bermedsos sejak remaja dan hampir semua kegiatan sosialnya terpaku di situ.

Sedangkan Sophie Anne Dornoy, 35, yang tak bisa lepas dari akun Facebook sejak bangun tidur sampai tidur lagi mengatakan  bisa bercakap di telepon lebih lama dari biasanya dan bisa lebih meluangkan perhatiannya kepada keluarga dan teman. “Rasanya nyaman setelah tahu bahwa dunia tak akan kiamat tanpa Facebook dan kerabat dan teman masih bisa kontak saya jika mereka menginginkannya.”

Dari respons partisipan tersebut, penelitian ini menyediakan bukti sebab-akibat bahwa Facebook memberi pengaruh pada rasa sejahtera kita secara negatif. Dengan membandingkan dua kelompok yang diberi perlakuan berbeda itu (jeda dan tetap mengakses Facebook), bisa terlihat jelas bahwa jeda dari Facebook punya efek positif dalam dua dimensi kesejahteraan: kepuasan hidup meningkat dan emosi menjadi lebih positif.

Lebih jauh lagi, penelitian menunjukkan bahwa efek itu jauh lebih besar bagi pecandu berat Facebook, pengguna pasif Facebook, dan para pengguna yang cenderung iri pada orang lain di Facebook.

Langkah lanjutan para peneliti adalah mengukur berapa lama efek positif jeda ber-medsos bisa bertahan, dan apa yang terjadi saat para partisipan melanjutkan jeda dari Facebook untuk jangka waktu lebih lama. “Saya ingin mencoba untuk tahu apa yang terjadi bila jeda itu dilakukan setahun. Tapi kami masih memperkirakan berapa sukarelawan yang mau menjadi partisipan penelitian,” kata Wiking saat itu.

 

Anda tertarik untuk mencobanya agar bisa mengurangi stres dan bisa hidup lebih sehat?