Pertolongan Pertama Stroke: Segera Bawa ke Dokter

Jutaan sel otak mati bila tak segera mendapat penanganan medis.
Jutaan sel otak mati bila tak segera mendapat penanganan medis.

RAB.com (JAKARTA): Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Hasan Machfoed, Sp.S(K), MS mengatakan pertolongan pertama seseorang yang terkena stroke adalah segera dibawa ke dokter spesialis. Jangan kebanyakan berpikir yang malah memperburuk keadaan.

“Ketika seseorang kena stroke, otak tiba-tiba kekurangan oksigen dan dalam waktu 10 menit dapat merusak seluruh otak. Setelah 10 menit itu, otaknya mengalami area panombra, yakni antara hidup dan mati. Saat itulah kita harus memberi pertolongan secara tepat dan hanya dokter spesialis yang bisa melakukannya,” kata Hasan yang juga Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) pekan lalu.

Dia menandaskan salah memberi pertolongan bisa mengakibatkan nekrosis atau kematian sel pada seluruh jaringan tubuh. Saat seseorang terserang stroke, biasanya ada seseorang lainnya yang berinisiatif memberikan pertolongan pertama, misalnya dengan menusuk ujung-ujung jemari penderita dengan jarum untuk mengecek apa ia sudah mati rasa atau belum. Inisiatif semacam itu, kata Hasan, tidak penting.

Stroke menyerang pada waktu yang tidak terduga dan membawa perubahan yang sifatnya progresif atau sangat cepat. Perubahan yang sangat cepat itu, kata Hasan, disebabkan oleh otak yang tiba-tiba kekurangan oksigen. Karena kekurangan oksigen, paparnya, otak membengkak dan saat tidak cepat ditangani pembengkakan itu menyebabkan penderita meninggal dunia.

“Proses menuju kematian akan menjadi sangat cepat jika penderita jatuh atau mengalami sumbatan di saluran napas. Yang penting, anggota keluarga mesti cermat mendeteksi gejala-gejala yang ganjil sejak dini. Misalnya, bangun tidur bicaranya ‘pelo’. Atau tiba-tiba mengalami lumpuh sebelah. Atau kondisi kejiwaanya berubah seperti mudah lupa,” ujar Hasan.

4 jam waktu paling krusial

Hal lain yang patut diperhatikan saat memberi pertolongan, lanjut Hasan, adalah pada pukul berapa si penderita kena stroke. Saat kena serangan jam 6 pagi, paparnya, anda harus gerak cepat membawanya ke dokter dalam waktu kurang dari empat jam setelah jam 6 pagi. Hasan menegaskan, empat jam setelah serangan stroke terjadi adalah waktu yang paling krusial agar kerusakan minimal.

“Ia harus mendapat pertolongan yang tepat dan cepat. Jika di Jakarta, anda bisa membawa pasien ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Di sana, memungkinkan pasien menjalani trombolisis (proses penghancuran gumpalan darah-red) yang memungkinkan penderita stroke pulih. Syaratnya, harus mendapat pertolongan kurang dari empat jam,” tuturnya.

Hasan menilai kesadaran masyarakat Indonesia terhadap bahaya stroke sudah membaik. Namun, harus terus ditingkatkan mengingat stroke masih menjadi penyakit paling mematikan di Indonesia. Hasan mengatakan stroke merupakan penyakit gangguan saraf pada otak yang dapat melanda siapa saja. Termasuk kelompok usia muda yang memiliki riwayat keluarga kena stroke. Kondisi kian berisiko bila perokok atau tidak menjalankan gaya hidup sehat.

Hasan mengungkapkan stroke merupakan tiga besar penyakit akibat gangguan saraf. Sekira 75 persen terjadi akut dan tergolong salah satu penyakit degeneratif yang berbahaya. “Salah satu dari tiga penyakit saraf terbanyak yaitu nyeri kepala akibat insiden kecelakaan. Kalau sudah akut pasti jadi problemnya stroke,” ujarnya menambahkan stroke menjadi salah satu penyakit neurologi degeneratif yang mulai menjadi perhatian.

Penyakit mematikan itu kini mulai menjamah ke populasi anak muda. Penyebabnya karena gaya hidup tidak sehat. Sedari muda sudah rentan stres, kebiasaan merokok atau sering konsumsi makanan junk food. “Faktor gaya hidup jadi nomor satu. Enggak heran kalau orang usia 40 tahun sudah kena stroke,” tambahnya. Dalam penyembuhannya, pasien stroke tidak dijamin dapat beraktivitas total kembali. Apalagi kalau kondisinya sudah lumpuh dan tidak menjalani fisioterapi sejak terdiagnosis kena serangan stroke.