RAB.com (JAKARTA): Kamera tanpa lensa berukuran kecil dan setipis kertas bisa mengakhiri praktik fotografi konvensional. Dengan teknologi termutakhir berbasis silikon, satu tim insinyur telah berhasil membuat satu kamera supermini yang bisa berfungsi tanpa ada peralatan mekanik dan lensa.
Gelas cembung oleh tim perekayasa diganti dengan jajaran sensor optik ultra-tipis (ultra-thin optical phased array), yang berisi sekelompok penerima cahaya yang bisa “menahan” cahaya saat ditangkap sensor. Mekanisme ini memungkinkan kamera untuk mengubah fokus dan melihat dalam berbagai arah dengan memanipulasi gambar yang sepenuhnya berjalan secara elektonik.
“Dengan kamera ini, seperti banyak hal dalah kehidupan, timing adalah segalanya. Dengan sistem baru kami, anda bisa memilih gambar sesuai arah yang dikehendaki, bahkan bila ingin bagian kecil dari gambar, secara seketika. Ini dinungkinkan dengan pengontrolan waktu dalam ketepatan femto-second – kuadriliun atau seperseribu triliun detik,” pimpinan tim Ali Hajimiri dari California Institute of Technology (Caltech).
Kamera berukuran 0,04 x 0,05 inci (1 x 1.2 milimeter) itu mampu mengatur seketika ‘bukaan’ dari mode fish eye, wide angle, dan zoom. Sedangkan tebalnya yang hanya beberapa mikron (bandingkan dengan sehelai rambut yang rata-rata tebalnya 100 mikron), Live Science akhir Juni lalu, memungkinkan kamera ditempelkan di mana saja, termasuk di arloji, kacamata, atau pakaian.
Kamera inovatif ini dibuat dari komponen silikon tipis peka cahaya yang diintegrasikan pada satu chip silikon. Fox News melaporkan, gelombang cahaya diterima tiap elemen peka cahaya yang ada dan saling meniadakan dari satu sisi. Dalam arah tertentu, gelombang cahaya akan saling menguatkan (amplify) satu sama lain untuk membentuk gambar terfokus yang sepenuhnya bisa dikontrol secara elektronik.
Dalam sepersekian detik, setiap penerima cahaya yang dikontrol dengan program komputer itu bisa diatur untuk menghasilkan satu gambar objek dalam kondisi apa saja; terang di kejauhan, dekat, atau di antaranya, termasuk ditempatkan di kanan, kiri, atau tengah bingkai. Gambar bisa dihasilkan bahkan tanpa mengarahkan kamera pada objek. “Keindahan hasil kamera ini adalah membuat foto tanpa pergerakan mekanis,” kata Hajimiri.
Aplikasi tanpa batas
Insinyur asal Iran pemegang beberapa paten ini menambahkan tidak ada batasan mendasar sejauh mana anda bisa meningkatkan resolusi atau ketajaman fotonya. “Anda bisa membuat resolusinya hingga gigapiksel jika menghendakinya,” ujar Professor Electrical Engineering and Medical Engineering yang pertama kali mengembangkan sirkuit elektronik yang bisa memperbaiki diri ini.
Reza Fatemi, peneliti yang terlibat dalam tim mengatakan bahwa apa yang bisa dilakukan kamera ini mirip dengan melihat lewat sedotan kecil dan memindainya sepanjang medan pandangan (field of view) yang terlihat. “Kita bisa membuat satu gambar secara sangat cepat dengan memanipulasi cahaya alih-alih menggerakkan alatnya secara mekanis.”
Kamera ini, kata Hajimiri, berisi 64 penerima cahaya dengan jajaran 8 x 8 piksel. Dengan itu foto yang dihasilkan jauh lebih bagus daripada gambar dari kamera smartphones saat ini. Riset Hajimiri seperti diterbitkan dalam OSA Technical Digest menyebutkan bahwa seluruh punggung smarthphone bisa menjadi kamera.
Dikenal sebagai “celah sintetis,” pengguna tak harus menggeser lensa seperti halnya kamera konvensional, untuk mendapat sisi yang dikehendaki. Kamera nirlensa ini bisa menjadi solusi atas keterbatasan fotografi konvensional: menangkap gambar dalam jenis cahaya apapun, termasuk infra merah, mengambil gambar tajam secara cepat (seperti dalam pertandingan olahraga); memperbaiki warna dan ketajaman gambar.
“Kamera ini bisa diaplikasikan nyaris tanpa batas. Kamera merupakan komponen yang membatasi seberapa tipis smartphone anda. Sekali bisa diproduksi massal, teknologi ini bisa membuat lensa dan kamera kompak digital tercanggih menjadi usang,” kata anggota tim Behrooz Abiri menambahkan tahap selanjutnya tim memperbesar dan menambah reseptor cahaya ke dalam perangkat kamera.
“Kemampuan mengontrol semua properti optikal pada kamera secara elektronik menggunakan satu lapisan setipis kertas terbuat dari silikon peka cahaya yang murah, dan tanpa alat mekanik penggerak, lensa, atau cermin, membuka dunia baru bagi: para pencipta gambar (imagers) sehingga terlihat mirip wallpaper, tunanetra, bahkan pabrikan pakaian.”
Ali dalam lewat acara berjudul Optical Society’s (OSA) Conference on Lasers and Electro-Optics pada Maret silam juga mengatakan kamera ini juga berpotensi diluncurkan ke luar angkasa di dalam paket-paket kecil. Kemudian kamera akan ditebar di luar angkasa, membiarkannya menangkap gambar dari luar angkasa dengan resolusi yang belum pernah ditemukan sebelumnya.