RAB.com (JAKARTA): Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian mengatakan lembaganya menangani sebanyak 212 kasus berhubungan dengan bahan pokok pangan. Kasus ini ditangani bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan dengan indikator stabilitas harga dan inflasi.
“Indikator suksesnya harga stabil. Yang penting jadi tidak terjadi inflasi. Total semuanya ada 212 kasus,” kata Kapolri di Markas Besar Kepolisian RI, Jakarta, Rabu (5/7). Ia merinci sebanyak 106 kasus berhubungan bahan pokok dan sebanyak 106 kasus berkaitan dengan non-bahan pokok.
Satgas Pangan menggelar koordinasi di Markas Besar Polri. Pada kesempatan itu hadir seperti Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, perwakilan Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Kementerian Perdagangan, dan jajaran Direktorat Reserse Kepolisian dari seluruh Indonesia. Satgas juga melibatkan Kementerian Dalam Negeri, Badan Usaha Logistik, serta Bea dan Cukai.
Mentan Amran mengatakan persoalan margin keuntungan dan distribusi pangan menjadi fokus yang dijaga pemerintah. “Di beberapa komoditas, disparitasnya masih tinggi,” ujar dia. Amran mengatakan ingin menggeser margin keuntungan tersebut ke petani. “Kami ingin geser agar petani untung.”
Pemerintah, kata dia, tengah berfokus menurunkan margin harga di tingkat pedagang atau distributor (middle men) dengan perkiraan penurunan sebesar Rp 1.000. “Kalau di petani kita pertahankan, enggak boleh turun,” ujarnya menambahkan keuntungan yang didapatkan petani bakal menjaga keberlangsungan produksi.
Satgas tak berhenti
Sebelumnya Kapolri memastikan Satgas yang berada di bawah komando Kementerian Pertanian akan berjalan terus mengawasi ketersediaan pangan di sejumlah daerah. “Sebelum perintah berhenti, kita jalan terus,” ujarnya memuji kinerja Satgas Pangan yang dinilai berhasil menjaga stabilitas harga sembilan bahan pokok pada masa Ramadan dan Idul Fitri 2017.
“Mayoritas kasus adalah penimbunan dalam rangka memainkan harga. Timbun, barangnya menjadi langka, baru dia (pelaku) naikkan harga. Namun ini tidak terjadi karena sudah keburu ditindak,” ujarnya di Markas Besar Polri, Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (3/7) 2017.
Tito belum merinci jenis penindakan dan wilayah temuan ratusan kasus tersebut. Namun dia memastikan kinerja Satgas Pangan tak berhenti meski Operasi Ramadniya 2017 berakhir pada 4 Juli 2017. Sebelumnya, operasi itu dibentuk untuk mengantisipasi kejahatan konvensional, terorisme, menjaga stabilitas harga pangan, serta mengamankan arus mudik dan arus balik Idul Fitri 2017.
Polri segera menggelar rapat besar pada Rabu bersama Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk memasang target kerja baru bagi Satgas Pangan. “Sementara ini banyak yang tidak tertangkap, tapi mereka tiarap. Kita sudah mempelajari beberapa kartel besarnya. Kita akan melakukan pendidikan lebih keras lagi sehingga stabilitas harga betul-betul bisa terjamin,” kata Tito.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu pun menolak merincikan identitas mafia kartel yang ditemukan Satgas. Namun, dia memastikan pengawasan tetap berjalan. “Kalau dikendurkan kembali mereka akan main lagi, maka kita akan pukul betul,” ujar Tito.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengamini penilaian Tito. Senada dengan Kapolri, Wiranto tak melihat adanya kenaikan harga bahan pokok pada masa Ramadan 2017. “Ada satu pengalaman baru. Selama Lebaran, harga cukup stabil. Itu baru sekarang kan, ya.”Ini berarti keberhasilan pemerintah untuk mengendalikan harga agar tidak mencekik saat Lebaran,” ujar dia di kantornya, Senin.