Seks Oral dan Merokok Tingkatkan Risiko Kanker Oropharyngeal pada Pria

 

xxx
xxx

RAB.com (JAKARTA): Merokok dan seks oral merupakan kombinasi mematikan untuk meningkatkan risiko pria terkena kanker di bagian kepala dan leher yang disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV). Risiko ini semakin tinggi terjadi pada pria perokok yang melakukan seks oral  kepada lima orang atau lebih.

Satu studi baru menunjukkan  kanker yang dikenal sebagai kanker oropharyngeal angka penderitanya melonjak menjadi 15 persen.  “Infeksi HPV tampaknya meningkat di antara pria kulit putih berusia 50-an dan 60-an. Kemungkinan karena meningkatnya seks oral,” kata Otis Brawley, seorang petugas medis utama di American Cancer Society yang mengkaji ulang studi baru ini.

Human papillomavirus atau HPV adalah suatu grup virus yang terdiri dari 150 virus serupa. Infeksi HPV merupakan salah satu penyakit menular seksual yang paling umum. Infeksi HPV merupakan masalah baik bagi pria maupun wanita. Pada wanita, infeksi HPV bisa menyebabkan masalah dengan serviks yang menyebabkan kanker serviks.

Infeksi HPV juga bisa menyebabkan masalah yang berakibat kanker pada vagina, vulva, anus, mulut, dan tenggorokan. Pada pria, infeksi HPV mungkin menyebabkan kanker pada penis, anus, mulut, dan tenggorokan.  Sebenarnya, kata  profesor dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health di Baltimore, Amber D’Souza, risiko tertular HPV pada orang kebanyakan sangat rendah.

D’Souza menambahkan bahwa risikonya jauh lebih rendah di kalangan wanita dan bukan perokok, dan orang-orang yang jarang melakukan seks oral. Studi terbaru ini menemukan bahwa 11 juta pria Amerika terinfeksi virus HPV. Itu berarti satu dari sembilan pria di Amerika Serikat yang berusia 18 sampai 69  tahun terinfeksi.

Brawley mengatakan bahwa kenaikan tersebut sebagian merupakan hasil revolusi seksual di tahun 1960-an dan 1970-an. “Peningkatan seks oral menyebabkan meningkatnya jumlah orang terkena virus HPV,” katanya.

Cegah dengan vaksin HPV

Untuk memprediksi risiko kanker akibat infeksi HPV, para peneliti menggunakan jumlah kasus kanker oropharyngeal dan kematian dari data angka kanker Amerika Serikat. Para peneliti menyebutkan pria dan wanita yang memiliki satu atau tidak memiliki pasangan seks oral  memiliki angka rendah terkena HPV penyebab kanker.

Risiko meningkat menjadi 7 persen di antara pria yang merokok dan memiliki dua sampai empat pasangan seks oral. Risikonya meningkat hampir 7,5 persen di antara pria yang tidak merokok tapi memiliki lima atau lebih pasangan seks oral. Dan risiko terbesar (hampir 15 persen) terlihat di antara pria yang merokok dan memiliki lima atau lebih pasangan seks oral.

Intinya, bahaya kanker sangat terpacu akibat lazimnya praktek seks oral. Ada lebih dari 100 jenis virus HPV, namun hanya sedikit yang menyebabkan kanker, termasuk kanker serviks. Setiap tahun di Amerika Serikat, sekitar 16.500 kasus kanker oropharyngeal didiagnosis. Dari jumlah tersebut, kata D’Souza, 11.500 (70 persen) terkait dengan infeksi HPV.

Brawley menyarankan agar ada satu tindakan pencegahan yang dilakukan, yaitu vaksin HPV. “Manfaatnya antara lain untuk melindungi diri dari kanker serviks dan kanker dubur, dan kemungkinan besar melindungi terhadap kanker kepala dan leher juga,” katanya.

Patti Gravitt, profesor di departemen kesehatan global di George Washington University di Washington, D.C. mengatakan bahwa hubungan antara HPV kanker di kepala dan merokok belum jelas. “Kami melihat hubungan antara merokok dan HPV pada kanker serviks. Kemungkinan merokok dan virus HPV berinteraksi dengan cara tertentu dan meningkatkan risiko kanker,” kata Gravitt seperti dikutip laman WebMD.com.