RAB.com (JAKARTA): Mudik Lebaran sudah menjadi tradisi bagi sebagian masyarakat. Untuk menekan biaya perjalanan ulang-alik ke dan dari kampung halaman itu sebagian orang memilih membawa kendaraan pribadi, baik mobil maupun motor, dan rela menghabiskan waktu belasan bahkan puluhan jam untuk sampai ke tujuan.
Kondisi tersebut tentu berisiko tinggi bagi pengendara maupun penumpang. Khususnya saat kondisi pengendara mengantuk, kelelahan, dan tetap memaksakan mengemudi, bisa berakibat fatal.
“Penyebab lain yang memicu kecelakaan adalah jumlah penumpang yang berlebihan, mesin dan bagian kendaraan rusak karena kurang perawatan, banyaknya barang bawaan, hingga sering mengabaikan rambu lalu lintas,” kata Ketua Global Road Safety Partnership (GRSP) Indonesia Iskandar Abubakar, belum lama ini.
Menurut dia, banyak masyarakat yang kurang peduli keselamatan berkendara. Risiko lain yang sering terjadi penggunaan telepon genggam saat mengemudi, ngebut dan terburu-buru, tidak menggunakan helm saat bermotor, dan tidak pakai sabuk pengaman. “Semua itu perlu dihindari,” ujar Iskandar.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dibutuhkan peran masyarakat menjadi pengguna jalan yang baik. Kecelakaan di jalan sebenarnya dapat dicegah dengan pemahaman yang lebih baik. “Oleh karena itu, penting peran serta masyarakat untuk menghindari risiko tersebut dan mengutamakan keselamatan di jalan,” tambah Paul-Henri Rastoul, CEO AXA GI Indonesia.
Siapkan peralatan kedaruratan
Bagi pemudik lewat jalan darat dengan mobil biasanya beralasan selama lebaran akan sulit mencari transportasi umum atau ingin fleksibel untuk bisa jalan-jalan menikmati liburan. Agar perjalanan mudik aman, nyaman, dan lancar, mobil yang berumur lebih dari lima tahun maupun yang baru berumur satu-dua tahun, harus disiapkan dengan saksama.
Untuk kemudahan, ada baiknya membawa mobil ke bengkel untuk servis mesin, kelistrikan, rem, radiator, AC, dan mengecek kaki-kaki serta ban. Yang tak kalah penting adalah memeriksa kesiapan dan kelengkapan peralatan darurat yang akan digunakan di sepanjang perjalanan. Biasanya berbagai peralatan itu tersimpan rapi dalam laci peralatan di bawah bagasi atau bahkan di suatu tempat di garasi.
Peralatan darurat mobil yang lengkap biasanya berharga lumayan. Berbagai peralatan yang disiapkan untuk menghadapi kondisi darurat di jalanan kota Jakarta yang tidak ramah, sekarang harus disiapkan untuk perjalanan ratusan atau bahkan ribuan kilometer. Untuk menghadapi medan yang jauh lebih berat dan berbagai kemungkinan kedaruratan saat mudik, berikut peralatan yang sebaiknya diperiksa dan disiapkan untuk dapat digunakan segera:
- Segitiga pengaman, rompi safety warna orange dan strobelight warna kuning, sebagai tanda bahaya kalau mesti mengganti ban pada malam hari.
- Dongkrak buaya (kecil dan sedang) untuk menggantikan dongkrak standar pabrikan yang biasanya lebih sulit dalam mengoperasikannya.
- Kunci ban dengan tangkai lebih panjang atau sambungan untuk menggantikan kunci ban standar.
- Dua buah ganjal ban dari plastik keras untuk mengantisipasi harus mendongkrak di tol yang saat mencari batu maupun benda lain sangat sulit.
- Alat tambal ban tubeless untuk mengantisipasi keperluan menambal di tempat. Juga puncture Seal atau penambal ban instan yang pemakaiannya hanya dengan menginjeksikan cairan penambal ke dalam ban melalui pentil udara ban. Praktis, hanya perlu waktu tiga menit saja.
- Pompa ban elektrik yang cukup dicolokkan ke soket lighter bisa memompa ban yang agak gembos dalam waktu beberapa menit.
- Tali sling berkait, sebagai persiapan jika mobil mogok dan perlu ditarik mobil lain.
- Toolset utama berupa kunci pas, obeng, dan tang yang diperlukan untuk perbaikan kecil.
- Kotak P3K.
- Senter dengan baterai bagus.
- Mengisi ulang E-Toll Card, menyiapkan uang pecahan Rp 2000 untuk parkir dan kebutuhan kecil lainnya.
Bagaimana dengan anda, sudah siapkah?