RAB.com (JAKARTA): Kementerian Perhubungan menyiapkan sejumlah jalur alternatif yang bisa dilalui oleh pemudik, juga saat arus balik. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan pemerintah terus berupaya mengantisipasi dan memecah kemacetan lewat tiga lintasan yang sudah disiapkan, yaitu jalur pantai utara (Pantura), tol Cipali, dan jalur selatan.
Apabila ketiganya mengalami kemacetan parah karena volume kendaraan yang melimpah, pemudik disarankan mengambil jalur selatan. “Di jalur selatan itu banyak sekali jalan-jalan alternatif. Kementerian Perhubungan perlu memecah konsentrasi kendaraan di satu titik agar kemacetan tidak berkepanjangan.” kata Budi di Istana Bogor, Senin (29/5).
Supaya pengaturan nanti optimal, lanjutnya, Kementerian Perhubungan akan melibatkan TNI untuk mengarahkan pemudik menggunakan jalan-jalan alternatif di jalur selatan Jawa Barat. “Kalau banyak yang ke Cipali akan kami arahkan ke selatan atau utara,” ujarnya menuturkan jalan tol Cipali kemungkinan akan menjadi akses paling favorit bagi pemudik.
Selain dianggap nyaman, jalan bebas hambatan Cipali sepanjang ratusan kilometer ini membuat waktu tempuh menuju kampung halaman lebih cepat. Kementerian Perhubungan, kata Budi, juga akan menggandeng Badan SAR Nasional untuk memantau pengguna jalan di tol Cipali. “Kami tugaskan Basarnas menyediakan helikopter.”
Pada mudik Lebaran tahun lalu, kemacetan parah terjadi di ruas tol Cipali. Rombongan pemudik mengalami kelelahan hingga beberapa orang meninggal akibat terjebak kemacetan berjam-jam. Korban meninggal karena sakit dan tidak bisa mendapatkan pertolongan serta perawatan akibat mobil ambulans tidak bisa menjangkau lokasi.
Menteri Budi menuturkan tahun ini pertumbuhan pengguna moda transportasi. Di angkutan udara terjadi pertumbuhan sebesar sembilan persen, sedangkan kendaraan bermotor naik lebih dari 10 persen. “Kami himbau gunakan angkutan mudik lain. Jangan pakai motor, berbahaya,” ucapnya.
Mobil kecil ke tol darurat
Sebelumnya Menhub mengungkapkan alternatif tiga jalur lalu lintas saat mudik lebaran tahun 2017 ini masing-masing untuk mengakomodasi jenis kendaraan berbeda. Kendaraan kecil seperti mobil pribadi dan mini bus, tutur Budi, akan diarahkan melalui jalan tol darurat dari Brebes Timur hingga Weleri dan Kendal.
Jalur tersebut disiapkan satu lajur selebar tujuh meter dengan kondisi jalan masih lantai dasar. “Diperkirakan sekitar 60 persen kendaraan kecil akan masuk ke tol,” kata Budi saat berkunjung ke Tol Brebes Timur (Brexit), Minggu (21/5). Sedangkan kendaraan berat seperti bus dan truk akan diarahkan ke Jalur Pantura dan Jalur Selatan.
“Kendaraan besar dilarang melintas ke jalan darurat. Konstruksi jalan darurat tidak diperuntukkan bagi kendaraan besar. Selain hanya memiliki ketebalan 10 sentimeter, jalan darurat juga dibangun tanpa tulang. Karena itu, jika kendaraan besar dipaksakan melintas, dikhawatirkan akan merusak jalan tersebut. Kendaraan besar akan dibuang ke pantura dan jalur selatan,” ujarnya.
Kepala Cabang Tol Kanci Pejagan Pemalang, Zulmarlian Iskandar, menjelaskan, pihaknya sudah menyiapkan 10 gardu pintu keluar yang ada di dekat Exit Tol Brebes Timur. Gerbang itu nantinya digunakan untuk pembayaran bagi pengendara yang melintasi tol Pejagan-Brebes Timur dan akan melanjutkan perjalanan ke Semarang melalui jalan tol darurat. “Itu bisa melayani 70 ribu kendaraan per hari,” katanya.
Kedatangan Budi ke Brexit untuk meninjau kesiapan infrastruktur yang akan digunakan pada musim mudik lebaran tahun ini. Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan arus mudik lebaran nanti berlangsung aman dan lancar. Dalam kesempatan itu, ia meminta agar peristiwa kemacetan seperti tahun kemarin bisa dihindari.
Kementerian, kata Budi, sudah berkoordinasi dengan PT Pertamina untuk mengantisipasi kelangkaan BBM saat arus mudik. “Selain dengan Polri kami juga berkoordinasi dengan Pertamina untuk mengantisipasi peristiwa seperti tahun lalu,” ujar dia menambahkan bahwa beberapa pompa pengisi BBM yang mobile akan dioperasikan di sekitar lokasi kemacetan saat puncak arus mudik.
Enam pintu keluar
Sementara itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyiapkan enam pintu keluar di tol darurat Brexit-Weleri untuk mengurangi kemacetan. “Kalau nasionalnya, Pantura saya kira sudah siap. Saya hanya mengoptimalkan lagi untuk tol. Tol nya untuk kalau Weleri oke,” ujar Menteri PU Basuki Hadimuljono di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (29/5).
Basuki mengatakan pihaknya telah membangun jalur dari Brebes-Waleri sepanjang 110 kilometer. Di jalur ini dipasang enam jalur exit untuk mengurai kemacetan. “Brebes-Weleri kan sudah 110 km dengan enam exit, dua ke utara Pantura dan empat ke selatan, termasuk juga empat flyover antara lain Dermoleng, Klonengan dan Kretek. H-10 tanggal 15 Juni sudah akan bisa selesai,” terangnya.
Jalur 110 kilometer tersebut, menurut Basuki telah melewati wilayah Brebes, Tegal, Pekalongan dan Batang. Dia memperkirakan tidak ada lagi kepadatan kendaraan menjelang exit tol. “Jadi rekayasa lalu lintas lebih fleksibel. Ini diakui oleh Kakorlantas dan Menhub sendiri, kan baru selesai cek ke sana,” ucap Basuki.
“Saya kira Insya Allah menurut saya, hitung-hitungan traffic manajemen nya karena sudah di Pejagan sudah bisa keluar Prupuk, Purwokerto dengan empat flyover, bisa juga dengan enam atau empat exit ke selatan. Brebes dengan Weleri sudah bisa dipecah-pecah. Rekayasa lebih fleksibel, kapan dia harus ke Pantura, kapan dia harus ke selatan,” sambungnya.
Basuki juga memprediksi pada hari ke-25 puasa, arus kendaraan sudah mulai padat di wilayah Pantura. Untuk mencegah kurangnya rest area di wilayah Pantura, maka ada beberapa lokasi istirahat yang akan ditambahkan untuk para pemudik. “Di dalam tol yang fungsional kita juga sediakan beberapa rest area. Juga nanti di UJT (usaha jalan tol) ditambahi kawasan parkir sementara,” tutup Basuki.