6 Langkah Saat Pergoki Anak Terpapar Konten Pornografi

porno papar

RAB.com (JAKARTA): Di era digital tak bisa dipungkiri bahwa anak (khususnya yang menjelang remaja) mudah terpapar pornografi. Tak mungkin 24 jam orangtua mengawasi gerak gerik anak. Situs pornoseperti jebakan: tak ada link yang dimaksudkan dijelajahi dan dikunjungi namun iklan dan pop up yang muncul saat diklik begitu saja menayangkan konten yang mengancam pikiran anak.

Parahnya konten yang mengancam ini memang dirancang sedemikian rupa sehingga seseorang terus mengunjunginya, bahkan jika dia tidak mau. Jika anak anda sudah terpapar pornografi, hanya ada satu jalan keluar: jujurlah tentang hal itu. Yakinkan anak bahwa ini bukan kenyataan, dan jawablah saat anak mengajukan pertanyaan.

Yang terpenting adalah bagaimana menghilangkan hambatan rasa malu dan bersalah anak serta pengertian yang benar tentang seks. Hal ini juga dapat menjadi momen orangtua untuk memberikan pendidikan tentang perbedaan jenis kelamin. Saat anak terpapar pornografi, berikut adalah enam hal yang harus dilakukan menurut psikolog dan laman The Asian Parent :

1. Psikolog anak Vera Itabiliana menyebut hal pertama yang perlu dilakukan kepada anak adalah menanyakan tentang apa yang baru dialami. Misalnya, tertangkap anak banyak melamun, menjadi takut, dan banyak diam. “Tanya apa yang terjadi pada mereka. Kalau anak menjawab tahu dari media sosial, maka telusuri seperti apa konten yang dilihat anak dan dari mana kiriman itu masuk,” ujar Vera dikutip Okezone belum lama ini.

2. Jangan bereaksi secara impulsif
Jangan bereaksi seketika dan emosional, sikapi dengan tenang kondisi tersebut, katakan kepadanya bahwa itu tidak tepat dan diskusikan dengan anak dengan cara yang baik dan hangat. Jangan memarahinya. Diskusikan dengan pasangan langkah pencegahan lainnya.

3. Diskusikan pornografi dengan anak
Gunakan poin pembicaraan tersebut dan diskusikan pornografi dengan anak. Lebih baik jujur dan gunakan istilah biologis yang tepat untuk membahas prosesnya. Gunakan istilah yang tepat seperti ‘penis’, ‘vagina’ dan ‘payudara’ bukan ‘k****ol’, ‘pussy’ dan ‘boobs’. Dengan cara ini, anda menunjukkan kepada anak bahwa hubungan seksual adalah proses yang tidak dapat direndahkan dengan menggunakan kata-kata yang merendahkan untuk bagian tubuh.

4. Doronglah pertanyaan lanjutan
Dorong anak untuk bertanya dan jawab mereka sebisa mungkin dengan jelas dan singkat. Katakan pada anak bahwa anda tahu tentang paparan pornografi. Tidak perlu malu mendiskusikan seks agar anak mendapatkan gambaran yang baik. Tekankan pada aspek emosional keintiman fisik. Katakan bahwa tubuhnya akan berubah dan jangan lupa untuk memberitahukan bagian-bagian tubuh yang vital.

4. Jelaskan tentang pornografi
Jangan lupa bahwa anak masih terbatas pemahamannya. Tekankan bahwa masih banyak yang harus diperhatikan daripada pornografi. Jelaskan bahwa isi konten tersebut dilarang untuk anak-anak..

5. Paparkan langkah ke depan secara lebih jelas
Selidiki sumbernya dengan mencari tahu bagaimana dia menemukannya. Setelah itu cobalah periksa lagi keamananya. Simpan komputer di ruang tamu. Hindari durasi menggunakan komputer tanpa pengawasan.  Laporkan kepada pengelola media tentang isi konten tersebut.

6. Jika anak mengalami shock, kata Vera, langkah orangtua adalah memberi pemahaman dan menaikkan harga diri si anak. “Tergantung kasusnya juga, kalau orangtua tidak ada gambaran, tanya dan dapatkan bantuan pakar profesional di bidang itu, khususnya psikolog.”