Asap Mesin Diesel Sebabkan 38.000 Kematian Dini

air polute

RAB.com (JAKARTA): Polusi udara dari asap knalpot mobil bermesin diesel yang lalu lalang di jalan-jalan di seluruh dunia ternyata menghasilkan racun yang lebih mematikan daripada serangan senjata kimia. Begitulah hasil penelitian tim gabungan dari University of Colorado, Amerika Serikat, lembaga non-profit, International Council on Clean Transportation (ICCT) dan Environmental Health Analytics LLC yang dimuat dalam jurnal Nature, Senin (15/5).

“Hasil penelitian menyebutkan emisi yang dikeluarkan kendaraan bermesin diesel telah melebihi batas legal. Emisi kendaraan bermesin diesel di seluruh dunia telah mencapai 4,6 juta ton lebih banyak dari ketentuan. Kendaraan besar seperti truk dan bus diidentifikasi sebagai penyumbang terbanyak,” demikian tulis tim gabungan. Penelitian baru tersebut mencakup 80 persen pasar diesel dunia, termasuk Australia, Brasil, Jepang, Meksiko, dan Rusia.

Fakta sisi gelap ini merupakan racun mematikan yang membunuh secara perlahan. Kelebihan emisi kendaraan diesel telah menyebabkan polusi asap karena udara dipenuhi dengan nitrogen oksida (NOx). Gas beracun ini dihasilkan dari reaksi antara oksigen dan nitrogen di udara saat pembakaran. Jumlah nitrogen oksida meningkat pesat di kota-kota besar yang lalu lintasnya dipadati kendaraan.

Dalam penelitian yang menelaah 11 pasar kendaraan, mereka menemukan jumlah emisi dari kendaraan itu menghasilkan 13,1 juta ton nitrogen oksida. “Namun, meski emisi tersebut memenuhi standar pengujian yang diberlakukan, jumlah NOx tetap besar, yakni mendekati 8,6 juta ton, ” kata para ilmuwan. Tentu ini sangat berbahaya. karena NOx terbukti dapat merusak jaringan paru-paru. Lebih jauh lagi, di udara lepas, nitrogen oksida bereaksi dengan bahan kimia di atmosfer dan bisa menghasilkan ozon tingkat dasar serta partikel ultra halus.

Keduanya sama-sama berbahaya: ozon bisa mengganggu saluran pernapasan dan memperparah penyakit paru-paru, seperti asma dan bronkitis. Sedangkan partikel halus yang terhirup akan menimbulkan penyakit jantung dan arteri. Jumlah emisi yang berlebih ini dikhawatirkan bisa memicu jumlah kematian dini karena penyakit-penyakit akibat nitrogen oksida dalam jumlah besar, mencapai 38.000 jiwa.

174.000 kematian dini pada 2040

Bila tak ada perbaikan, para peneliti khawatir jumlah kematian dini akan terus bertambah. Pada 2040, jumlah kematian akan mencapai 174.000. “Konsekuensi kelebihan emisi NOx diesel untuk kesehatan masyarakat global sangat mencolok,” kata Susan Anenberg, salah satu anggota tim peneliti, seraya menambahkan saran hasil penelitian ini adalah bukan saja bagaimana standar emisi kendaraan tidak saja perlu ditata lebih ketat tapi juga harus dilakukan langkah-langkah untuk membuat produsen lebih patuh.

“Semua itu dilakukan agar dapat mencegah ratusan ribu kematian dini akibat penyakit yang terkait dengan polusi udara setiap tahun,” katanya.

Ironisnya, dua pertiga dari semua kendaraan diesel, yang dijual di mana pun, mengikuti standar Uni Eropa. “Jadi, selama Eropa mendapatkan standar emisi kendaraan yang salah dan terus dilakukan untuk mobil, seluruh dunia mendapatkan kendaraan yang salah juga,” kata Ray Minjares dari International Council on Clean Transportation (ICCT) Amerika Serikat, yang juga bagian dari tim peneliti kepada Guardian.

Emisi diesel memang kerap menjadi masalah. Dua tahun lalu, ICCT Amerika mengungkapkan perusahaan otomotif Jerman, Volkswagen, disebut telah memasang “perangkat penipu” di mobilnya. Pada Maret lalu, periset dari MIT di Amerika Serikat memperkirakan kelebihan emisi kendaraan VW menyebabkan 1.200 kematian dini di Eropa antara 2008 dan 2015.

Menanggapi hasil penelitian itu, juru bicara Society of Motor Manufacturers and Traders, yang mewakili pembuat mobil di Inggris, mengatakan kalangan industri berkomitmen meningkatkan kualitas udara dan menginvestasikan miliaran teknologi baru untuk mengurangi emisi. Komitmen perusahaan yang kerap membuat polusi udara dan racun mematikan sangat ditunggu, tak hanya dari sektor industri, tapi juga semua sektor yang berkepentingan.