Asteroid Dekati Bumi, Goldman Sachs Siap Menambang

xxx
Hasil penambangan antariksa di asteroid bisa menggoncang pasar logam berharga dan perekonomian dunia.

RAB,com (JAKARTA): Di tengah ramai berita tentang asteroid cukup besar yang akan melintas dengan jarak terdekat ke bumi pada 19 April, bank investasi global Goldman Sachs dikabarkan sudah selesai melakukan kajian untuk menambang kandungan mineral logam di asteroid. Hambatannya, ungkap analisis dalam laporan kajian itu, saat ini hanya soal psikologis.

“Sementara hambatan psikologis untuk menambang di asteroid masih tinggi, hambatan nyata secara finansial maupun dari sisi teknologi jauh lebih rendah,” demikian salah satu kesimpulan laporan seperti diberitakan Business Insider. Disebutkan juga bahwa batu antariksa kecil (seukuran lapangan bola) bisa memberi para penambang kosmis pendapatan 40 miliar poundsterling  jika mereka bisa memastikan bagaimana membawanya ke Bumi.

Goldman Sachs mengklaim bahwa penambangan sejumlah logam berharga di asteroid merupakan tujuan yang “realistis daripada yang diduga selama ini”. Laporan itu juga mengeksplorasi kemungkinan menggunakan “wahana antariksa penangkap asteroid” untuk mengekstrasi logam platinum dari bebatuan antariksa itu.

“Caltech memperkirakan biaya pembuatan satu perangkat pendeteksi kandungan logam di asteroid mencapai puluhan juta dolar dan pembuatan satu wahana penangkap asteroid mencapai $2,6 miliar.”  Namun membawa logam platinum sebanyak itu (dari satu asteroid seukuran lapangan bola) ke Bumi, seperti dikutip situs thesun.co.ok akan menimbulkan kegoncangan pada pasar logam berharga dan perekonomian dunia.

Awal 2017, NASA menyatakan telah berencana mengirim misi  ke satu asteroid yang sangat bernilai sehingga bisa menyebabkan perekonomian dunia kolaps. Asteroid yang disebut 16 Psyche itu berupa gelondongan besar logam besi dan nikel. NASA siap meluncurkan misi untuk mengekplorasi satu “dunia metal” misterius yang terbentuk selama masa kacau kelahiran tata surya kita. “Nilainya mencapai £8.072 kuadrilliun  atau $10.000 kuadrilliun (ribu triliun),”kata Lindy Elkins-Tanton, pimpinan ilmuwan pada misi NASA.

4,6 kali jarak Bumi-bulan  

Asteroid cukup besar yang ditemukan tiga tahun lalu, menurut Badan Aeronautika dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), akan melintas mendekati Bumi pada jarak sekitar 1,8 juta kilometer atau 4,6 kali jarak Bumi-bulan pada 19 April. Asteroid 2014 JO25 yang ditemukan pada Mei 2014 oleh astronom dari Catalina Sky Survey  itu berdasarkan hasil pengukuran sementara ukurannya 650 meter, dan permukaannya dua kali lebih reflektif ketimbang bulan.

“Meskipun tidak ada kemungkinan asteroid yang ditemukan dalam proyek kerja sama NEO Observations Program NASA dan University of Arizona itu menubruk Bumi, namun peristiwa ini akan menjadi perjumpaan yang sangat dekat dengan Bumi untuk asteroid seukuran itu,” kata NASA di laman resminya pada 7 April.

NASA menyatakan pelintasan 19 April merupakan perjumpaan “terdekat asteroid ini dengan Bumi dalam sedikitnya 400 tahun terakhir dan akan menjadi pertemuan terdekatnya untuk sedikitnya 500 tahun ke depan”. Asteroid itu akan mendekati Bumi dari arah matahari dan akan bisa dilihat di langit malam menggunakan teleskop kecil satu atau dua malam setelah 19 April sebelum dia dengan cepat menjauhi Bumi.

Asteroid-asteroid kecil melintasi Bumi dalam jarak ini beberapa kali setiap pekan, namun pelintasan ini merupakan perjumpaan paling dekat yang pernah diketahui untuk asteroid seukuran 2014 JO25 atau yang lebih besar lagi sejak asteroid Toutatis yang ukurannya lima kilometer mendekat pada jarak empat kali jarak Bumi dan bulan pada September 2004. Pelintasan serupa selanjutnya yang diketahui akan terjadi pada 2027, ketika asteroid 1999 AN10 dengan lebar 800 meter melintas pada satu jarak bulan, sekitar 380.000 kilometer.

Pelintasan 19 April memberi kesempatan untuk mempelajari asteroid ini, dan para astronom berencana mengamatinya menggunakan teleskop di seluruh dunia. Goldstone Solar System Radar NASA di California dan National Science Foundation’s Arecibo Observatory di Puerto Rico merencanakan pengamatan radar, yang rangkaian citranya diharapkan bisa mengungkap detail permukaan asteroid itu.