Gaya Hidup Sehat Cegah Kekambuhan Kanker

kanke payu

RAB.com (JAKARTA): Meninggalnya Julia Perez dan Yana Zein karena kanker baru-baru ini, membuat banyak orang terhenyak. Penyakit serius yang tidak pandang usia ini membuat kita tersadar betapa penyembuhan kanker tidak mudah. Namun penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sell-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dan sering kambuh ini sebenarnya bisa diatasi dengan gaya hidup sehat.

“Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Seseorang yang telah diobati pun tidak bisa dikatakan sembuh hanya bisa dikatakan penyakitnya mengalami remisi,” kata Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Jaya Ari Fahrial Syam dalam keterangan tertulis, Senin (12/6).

Artinya,  lanjut dokter dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini, walaupun secara fisik pasien atau penyintas kanker telah sembuh tetap harus kontrol dan telah harus menjaga dirinya dengan gaya hidup sehat, mengkonsumsi makanan yang sehat, banyak mengkosumsi sayur dan buah-buahan, serta istirahat cukup,

“Karena sewaktu-waktu bisa saja penyakitnya kambuh,” kata Ari yang juga menjadi Ketua Umum PB Perhimpunan Gastrointestinal Indonesia (PEGI). Menurut Ari, penyintas yang mengalami mengalami relaps setelah mengalami remisi maka akan disebut bahwa kankernya kambuh.

“Bisa saja untuk satu kurun pengobatan saat ditemukan masih dini, pasien dinyatakan remisi, tetapi karena pasien merasa dirinya benar-benar sudah sembuh, mereka tidak memperhatikan kesehatan dan gaya hidupnya akhirnya akan mengalami relaps dan kambuh,” papar Ari.

Berdasarkan pengalaman pribadi menangani kasus kanker kolorektal, tuturnya, pasien yang ditemukan pada stadium 1-2 dan diobati bisa bertahan sampai lebih dari 5 tahun karena gaya hidupnya baik. Sebaliknya, kata dia, bisa saja seseorang yang sudah dinyatakan remisi tetapi tidak memperhatikan gaya hidupnya dalam tempo 1-2 tahun bisa saja kankernya kambuh.,” ujarnya.

Di desa lebih sehat

Dalam  terbaru, penduduk desa memiliki kesempatan lebih baik untuk mengalahkan kanker dibanding mereka yang tetap tinggal di perkotaan. Dengan tinggal di pedesaan, orang akan bisa mendapatkan udara bersih, pemandangan yang indah, serta kenyamanan hidup karena tingkat stres yang lebih rendah.

Satu tim ilmuwan di Universitas Aberdeen, Skotlandia, mempelajari 926 orang Skotlandia penderita kanker usus. Mereka menyimpulkan, seperti dikutip Countryliving, bahwa pasien pedesaan 29 persen lebih kecil kemungkinannya meninggal karena penyakit dibanding mereka yang tinggal di kota.

“Kemudahan bertemu dengan dokter, hubungan keluarga yang baik, dan hidup berkecukupan, semuanya berperan dalam meningkatkan kelangsungan hidup seseorang. Berbagai aspek kehidupan di desa tersebut sangat mendukung adanya tingkat kesehatan yang lebih baik,” simpul tim peneliti.

Sebuah penelitian terpisah menyimpulkan bahwa pasien kanker yang berjalan 25 menit saja dalam sehari dapat mengurangi risiko kematian hingga 50 persen. Hasil ini didapat dari penelitian pada 340 wanita yang baru didiagnosis kanker payudara dibagi menjadi dua kelompok.

Kelompok pertama mengikuti program latihan 180 menit per minggu dan kelompok kedua hanya menerima perawatan medis standar. Setelah delapan tahun jelas terlihat bahwa mereka yang mengikuti latihan rutin, terutama berjalan, memiliki risiko kematian lebih kecil daripada yang hanya menjalani perawatan medis dan tak mengikuti latihan.

“Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan bahwa berjalan cepat 25 menit sehari dapat membantu memperbaiki kesehatan wanita penderita kanker dan meningkatkan peluang untuk bertahan hidup,” kata Catherine Priestley, perawat spesialis klinis di Breast Cancer Care kepada The Telegraph beberapa waktu lalu.