Kanker Stadium 4 dan Survival Rate Menurut Dokter

kankr

RAB.com (JAKARTA): Kanker penyakit menakutkan.  Yang paling membuat ngeri, penyakit ini seolah selalu berkaitan dengan kematian. Benarkah demikian? Menurut penjelasan pakar dari FKUI-RSCM (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) kanker tidak selalu berhubungan dengan kematian.

“Sebenarnya banyak pula pasien yang pernah divonis kanker ternyata masih bisa hidup bertahun-tahun, bahkan bisa sesehat orang tanpa penyakit kanker,” kata dokter dari FKUI-RSCM Ari Fahrial Syam yang juga Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia ini dalam keterangan tertulis yang dikutip Tempo, Jumat (21/4).

Secara medis, lanjut Ari, penyakit kanker tidak bisa dikatakan sembuh. Istilah yang digunakan adalah remisi atau relaps. Istilah remisi diberikan pada pasien kanker yang sudah diterapi dan sudah dievaluasi bahwa pasien tersebut tidak mengandung sel kanker lagi di dalam tubuhnya. “Pada masa remisi tersebut si pasien harus tetap kontrol secara teratur dan tetap menjaga tubuhnya agar selalu sehat,” ujar Ari.

Istilah remisi, menurut Ari, berbeda dengan sembuh total. Secara psikologis istilah remisi seperti mengingatkan kepada pasien tersebut bahwa dirinya harus kontrol secara teratur dan tetap menjalankan gaya hidup sehat. Salah satu cara hidup sehat adalah istirahat cukup dan tetap menjaga asupan makannya dengan memperbanyak sayur dan buah.

“Buah dan sayur mengandung anti-oksidan yang dibutuhkan untuk menetralkan racun didalam tubuh. Istirahat cukup dan hidup tidak ngoyo. Selain itu stress baik stress fisik maupun psikis bisa memperburuk perjalanan kanker seseorang,” katanya menambahkan dalam proses perawatan tak sedikit dari penderitanya yang terpaksa kehilangan harta benda demi biaya berobat dan kanker juga sudah termasuk penyakit dengan pembiayaan besar pada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Bagaimana kalau sudah dinyatakan mengidap kanker stadium 4? Ari menjelaskan, kanker stadium 4 menunjukkan bahwa perjalanan kanker sudah lanjut dan sudah ditemukan penyebaran kanker ke organ lain. Organ yang sering terkena penyebaran sel kanker, paparnya, adalah paru, liver, atau otak. Sering juga sel kanker menginfiltrasi organ sekitarnya, seperti kanker serviks yang menginfiltrasi organ usus besar atau kandung kencing.

 

Bisa menular
Berdasarkan statistik semakin tinggi stadiumnya, semakin rendah survival rate-nya.

Survival rate

Kanker stadium 4 juga berhubungan dengan survival rate yang rendah. Hitungan survival rate berhubungan dengan bertahan hidupnya seseorang dengan penyakit kankernya. “Biasanya terapi yang diberikan pada pasien kanker stadium 4 bersifat paliatif-suportif:  nyeri kankernya dikurangi, nafsu makannya diperbaiki, dan gejala mual dan muntah dikurangi,” ujar Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) cabang Jakarta ini.

Dengan terapi paliatif-suportif, kata Ari, pasien masih bisa melakukan aktivitas sehari-harinya secara mandiri. “Prinsip terapi paliatif hanya mengurangi dampak dari perjalanan kanker yang ada, walaupun benar pula bahwa perkembangan teknologi dan temuan obat-obat baru kanker akan memperbaiki kualitas hidup dan survival rate pasien kanker tersebut.”

Bertahan hidupnya pasien kanker, menurut Ari, tak lepas dari jenis kanker yang dideritanya. Untuk kanker usus besar stadium 4 misalnya, survival rate untuk 5 tahun hanya 11 persen, artinya lebih kurang hanya 1 dari 10 pasien kanker stadium 4 tersebut yang bertahan hidup dalam 5 tahun ke depan. Sebaliknya pada kanker usus besar stadium 1 survival rate 5 tahunnya bisa mencapai 90 persen. Artinya 9 dari 10 pasien kanker usus besar stadium 1 bisa bertahan sampai 5 tahun. Bahkan bisa saja lebuh dari 5 tahun.

“Memang ada penyakit kanker yang walaupun ditemukan di stadium awal tapi prognosisnya buruk misal pada pasien kanker pankreas yang ditemukan pada stadium 1 A saja angka bertahan hidup 5 tahunnya hanya 14 persen, sedang kanker pankreas yang ditemukan sudah stadium 4, survival rate 5 tahunnya hanya 1 persen,” katanya menjelaskan.

Ari mengatakan pada prakteknya dokter tidak bisa menyebut berapa lama lagi seseorang penderita kanker bisa bertahan hidup tetapi yang dinilai adalah kesempatan pasien tersebut tetap bertahan hidup dalam 5 tahun kedepan. Sayangnya, Ari menuturkan, mengetahui angka survival rate penting bagi pasien kanker dan keluarga juga bisa membuat pasien kanker lengah.

“Misal seseorang yang tahu hanya menderita kanker stadium 1 yang sudah diobati menjadi lengah karena merasa harapan hidupnya lebih baik dan meninggalkan gaya hidup sehat,” katanya. Oleh karena itu, Ari berpesan agar pasien dan keluarganya tetap harus memperhatikan bahwa survival rate atau angka bertahan hidup ini juga tergantung dari banyak faktor.

“Survival rate adalah angka-angka yang keluar dari perhitungan statistik, yang mana angka ini menunjukkan probabilitas atau seberapa besar peluang bisa tetap hidup dengan kanker yang diderita. Pada akhirnya pasien kanker harus tetap kontrol teratur dan tetap bergaya hidup sehat agar berumur panjang dengan kualitas hidup yang baik,” pungkasnya.