Rasio Lingkar Pinggang-Tinggi Badan Lebih Akurat daripada BMI

Researchers at the University of Alberta state that body mass index (BMI) is not an indicator of how healthy you are and the metrics by which we judge obesity need to be changed
Peneliti di University of Alberta menyatakan bahwa indeks massa tubuh (BMI) bukan satu indikator seberapa sehat anda dan ukuran yang memvonis kegemukan seseorang ini perlu diubah.

RAB.com (JAKARTA): Orang perlu mengurangi obsesi yang berpatokan pada indeks massa tubuh (body mass index atau BMI) dan berpikir ulang tentang cara menilai seseorang mengalami kegemukan atau tidak. Peneliti di Kanada menyatakan ukuran BMI hanya menyatakan seberapa besar anda dan bukan seberapa sakit anda. Singkatnya BMI bukan kriteria tepat untuk mendiagnosis satu penyakit

“Salah satu teknik pengukuran tubuh ideal yang populer ini bukan hanya penanda yang buruk tentang seberapa sehat (sakit) anda, dapat menjerumuskan dokter dalam meresepkan obat yang salah untuk pasiennya,” kata kata peneliti obesitas dari University of Alberta, Dr. Arya Sharma seperti dikutip situs Live Science pada akhir Maret.

Menurut sebagian ahli, pengukuran BMI merupakan cara yang tepat untuk mengkomunikasikan dengan cepat dan objektif apakah berat badan seseorang ideal atau tidak. Pengukuran BMI akan mengkategorikan tubuh yang berada dalam golongan berat badan sehat atau tidak sehat melalui ukuran tinggi dan berat badan. Namun, anggapan tersebut dipatahkan oleh sebuah penelitian baru.

Ukuran BMI yang pertama kali mulai populer pada 1970-an merupakan cara untuk mengukur lemak tubuh.Untuk menghitung BMI, hanya perlu membagi berat badan dengan tinggi badan kemudian dikuadratkan. Hasilnya, angka yang kurang dari 18.5 masuk dalam kategori kurus, antara 18.5-24.9 adalah sehat, antara 25-29.9 tergolong kegemukan, serta di atas 30 masuk kategori obesitas.

Sharma mengatakan BMI berguna untuk memantau tren berat badan pada suatu populasi penduduk, tapi juga dipahami keterbatasannya saat diterapkan pada orang per orang.  BMI kerap dipromosikan sebagai pengukuran tubuh yang paling ideal. Bahkan, berbagai atlet professional diwajibkan menjalani pengukuran BMI untuk menentukan kategori tubuh mereka.

“Akibatnya, banyak dari mereka, berdasarkan BMI saja, dianggap kelebihan berat badan atau bahkan kegemukan, tapi sebenarnya memiliki massa otot yang lebih tinggi daripada lemak. Mereka yang dikategorikan obesitas (BMI di atas 30) sering tekanan darahnya normal, hati berfungsi baik, dan kadar kolesterolnya dalam batas normal juga.

Ada yang lebih akurat

Sebaliknya, papar Sharma, beberapa orang yang BMI-nya di bawah 30 punya masalah kesehatan yang bisa mengalami perbaikan jika mereka mengurangi berat badannya. Sebab itu, menurut Sharma, BMI bukanlah pengukur yang akurat untuk menentukan kondisi kesehatan seseorang. “Asosiasi Medikal Amerika mennyatakan  obesitas sebagai penyakit, tapi ukuran itu sendiri bukan penyakit.”

Sampai saat ini BMI sering diiklankan sepanjang waktu dan telah menjadi satu standar dalam pengobatan modern. Perusahaan obat dan peralatan medikal menggunakan batasan terkait BMI untuk memutuskan siapa yang akan disertakan dalam penelitian tentang pengobatan obesitas dan perusahaan asuransi menggunakan BMI untuk memastikan cakupan perlindungan (coverage).

Menurut penelitian lain, ada penanda yang lebih akurat dalam menentukan kondisi kesehatan seseorang, yakni dengan perbandingan lingkar pinggang dengan tinggi badan. BMI, ungkap peneliti dari  University of Wolverhampton, Inggris,  tidak bisa dijadikan indikator yang baik untuk menentukan ukuran tubuh yang sehat dan menyesatkan karena pengukuran BMI tidak membedakan antara lemak dan otot yang massanya jauh lebih berat.

“Tubuh manusia yang berbeda-beda memiliki rasio otot dan lemak yang berbeda-beda pula. Perbandingan lingkar pinggang dengan tinggi badan merupakan prediktor risiko penyakit jantung yang jauh lebih akurat, baik pada pria maupun wanita,” ujar pemimpin penelitian University of Wolverhampton, Profesor Alan Nevill.

“Sistem atau cara perhitungannya dengan membagi panjang lingkar pinggang dengan akar pangkat dua tinggi badan. Perhitungan ini telah ditemukan pada percobaan yang melibatkan 4.700 orang sebagai penanda terbaik kesehatan kardiometabolik,” ujar Nevill menambahkan bagian lingkar pinggang biasanya didominasi lemak tubuh dengan sedikit otot yang kian memperjelas fakta temuan penelitian.

Lemak perut itu, lanjutnya, juga sudah dikenal sangat berbahaya karena membungkus organ-organ tubuh yang vital di bagian torso (batang tubuh). “Sehingga pengukuran tersebut merupakan indikator kesehatan yang lebih akurat daripada mengukur keseluruhan berat badan,” tegasnya mencontohkan orang berada dalam risiko saat tingginya 5 kaki 2 inci berlingkar pinggang 36 inci begitu juga bila tingginya 6 kaki 1 inci dan berlingkar pinggang 39 inci.