Sejumlah Cara Sederhana Cegah Diabetes

diabts

RAB.com (JAKARTA): Hampir setengah penduduk Amerika Serikat (AS) mengidap atau setidaknya akan menderita diabetes melitus (DM) dalam waktu dekat. Sementara, 20 persen penduduk Amerika dengan berat badan normal dinyatakan berisiko mengidap diabetes. Angka ini mengalami kenaikan dibanding dua dekade lalu.

Hal ini terungkap pada data yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association. “Diabetes merupakan penyakit, yang sejak berdekade lalu menyerang banyak orang meski berusia muda. Gejala awalnya dari mudah kram, nyeri dan infeksi pada beberapa bagian tubuh,” jelas Dr. Samar Hafida dari Joslin Diabetes-Center dikutip Men’s Journal pekan lalu.

Secara epidemiologi, diperkirakan pada 2030 prevalensi DM di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes Care, 2004). Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menyebut proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 (14,7%) dan daerah pedesaan ranking ke-6 (5,8%).

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H saat membuka Seminar dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia 2009, 5 November 2009 di Jakarta, seperti ditulis laman www.depkes.go.id.

Tjandra mengatakan hasil Riskesdas 2007 menyatakan prevalensi nasional DM berdasarkan pemeriksaan gula darah pada penduduk usia >15 tahun di perkotaan 5,7 persen. Prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk usia >= 15 tahun sebesar 10.3 persen dan sebanyak 12 provinsi memiliki prevalensi diatas nasional.

Prevalensi DM yang meningkat dari tahun ke tahun ini didominasi oleh jumlah penderita yang tidak terdeteksi dan tidak mengkonsumsi obat sebesar 73 persen dari total keseluruhan penderita DM di Indonesia. Sedangkan sisanya yang mengalami gangguan toleransi glukosa adalah sebesar 10,2%.

Jumlah penderita diabetes di tanah air, menurut Data Federasi Diabetes International (IDF) Diabetes Atlas, telah mencapai 8.554.155 orang pada tahun 2013 yang membuat Indonesia menjadi negara dengan populasi penderita diabetes terbanyak ke-7 di dunia pada 2013 setelah Cina, India, AS, Brasil, Rusia, dan Meksiko.

Batasi gula masuk

Tjandra Yoga menjelaskan, DM adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan yang tidak efektif produksi insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Penyakit ini membutuhkan perhatian dan perawatan medis dalam waktu lama baik untuk mencegah komplikasi maupun perawatan sakit.

Penyakit DM terdiri dari dua tipe yaitu tipe 1 yang disebabkan keturunan dan tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup. Hampir 80 persen prevalensi adalah DM tipe 2. Ini berarti gaya hidup (life style) yang tidak sehat menjadi pemicu utama meningkatnya prevalensi DM. Bila dicermati, penduduk dengan kegemukan mempunyai risiko terkena DM lebih besar daripada yang tidak.

Itu sebabnya, lanjut Hafida, kita sendiri harus mengetahui seberapa baik tubuh dapat mencerna gula dan karbohidrat yang masuk. “Makanan yang dikonsumsi saat ini mengandung banyak sekali gula, itu mengacaukan metabolisme tubuh,” ujar Dr. Tim Church, peneliti dari Pennington Biomedical Research Center.

Sejak 1977 hingga saat ini, lanjut Church, konsumsi gula di AS meningkat hingga 30 persen, dan metabolisme tubuh menurun seiring dengan hilangnya kemampuan untuk mencerna secara maksimal.

Hal pertama yang harus anda perhatikan adalah lingkar pinggang. Jika lingkar pinggang menunjukkan angka 35 inci atau lebih, anda berisiko terserang diabetes. Meski tidak memiliki kerabat (keluarga) yang menderita diabetes, ada baiknya segera mengecek kandungan gula darah.

Tanda lainnya adalah sindrom metabolik yang merupakan istilah untuk menggambarkan sejumlah kondisi, seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), kadar gula darah tinggi, kadar kolesterol tinggi dan obesitas yang dialami secara bersamaan. “Jika diagnosis sindrom metabolik Anda menunjukkan tingginya kadar gula dalam darah, risiko terserang diabetes meningkat hingga 21 kali lebih tinggi,” ujar Church.

Sejumlah cara

Apa yang harus dilakukan? Berikut beberapa langkah yang bisa segera dilakukan.

1. “Konsumsi makanan rendah karbohidrat. Hal ini juga dapat membantu menurunkan berat badan,” kata Church menambahkan hal lain yang perlu diingat bahwa makanan dalam kemasan (kaleng, botol, karton, plastik) baik organik maupun non-organik mengandung banyak gula sehingga harus dihindari.

Berikut diet yang disarankan bagi penderita diabetes dan mereka yang berisiko terserang diabetes dalam waktu dekat.

Untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, ahli nutrisi bernama Kathie Madonna Swift merekomendasikan tiga hal penting: pertama, protein, seperti ayam dan ikan, dilanjutkan dengan legumes –seperti kacang-kacangan– sebagi sumber protein dan serat.
Kedua, makan sayur tidak mengandung pati atau rendah kalori dan tentunya mengandung phytonutrients, seperti brokoli, paprika, dan sayuran hijau,

Ketiga, konsumsi lemak baik, seperti yang ditemukan dalam alpukat dan minyak zaitun. Batasi konsumsi gandum, seperti pasta. “Bahkan pasta yang terbuat dari gandum utuh tidak se-sehat yang Anda kira. Meski mereka mengandung serat, namun juga mengandung banyak karbohidrat, yang dapat meningkatkan kadar gula dan insulin,” sambung Hafida.

2. Kudapan yang cocok setelah berolahraga adalah buah apel atau selai kacang. Keduanya mampu mengembalikan energi yang hilang selama berolahraga. Selain itu, seratnya dapat memperlambat penyerapan karbohidrat.

3. Hindari teh, soda, jus dan sport drinks dalam kemasan. Batasi konsumsi anggur satu gelas per hari atau bahkan kurang jika memungkinkan.

4. Semuanya bergantung pada kapan anda makan, dan bukan apa yang anda makan. Studi baru yang dilakukan peneliti University of Pennsylvania menemukan kudapan atau makanan berat yang dikonsumsi setelah pukul 23.00 dapat meningkatkan kadar gula dalam darah. Karenanya makan malam sebaiknya sebelum pukul 20.00 agar metabolisme tubuh bekerja secara efisien sebelum anda tidur.

5. Olahraga seperti bersepeda, lari atau angkat beban dilakukan setidaknya dua kali seminggu. Jika dapat dikombinasikannya dengan kardio selama tiga atau empat kali seminggu hasilnya jauh lebih baik.