Siasati Kemacetan Akibat Pembangunan di Tol Arah Cikampek

tol macet

RAB.com (JAKARTA): PT Jasa Marga (Persero) Tbk kembali melanjutkan proyek Jalan Tol Jakarta – Cikampek 2 (Elevated) yang sempat terhenti karena mudik Lebaran 2017. AVP Corporate Communication Jasa Marga Dwimawan Heru mengatakan, dengan adanya pembangunan tersebut, pengguna jalan diimbau untuk memperhatikan lokasi-lokasi penyempitan lajur.

Penyempitan jalur diupayakan diatasi dengan Rekayasa Marka untuk mempertahankan jumlah lajur sesuai kondisi semula. Lokasi itu antara lain: Km 25+400 Cibitung, Km 26+200 Cibitung, Km 27+050 Cibitung, Km 28+000 Cibitung, Km 29+700 Cikarang Utama, Km 31+800 Cikarang Barat, Km 33+100 Cikarang Barat, Km 36+750 Cikarang Barat Utama (Cibatu), dan Km 37+400 Cikarang Timur.

“Kepadatan lalu lintas masih dapat terjadi di tengah tingginya intensitas pekerjaan. Untuk itu Jasa Marga meminta maaf atas kepadatan yang terjadi selama proses pembangunan dan akan memaksimalkan pelayanan bagi pengguna jalan yang membutuhkan,” kata Dwimawan dalam siaran pers resmi, Ahad (16/7).

Jasa Marga mengimbau pengguna jalan untuk mengantisipasi perjalanan, sehingga saat kepadatan di jalan tol Cikampek tidak terelakkan dapat menggunakan jalur alternatif. Beberapa jalur alternatif menuju Bekasi/Cikampek dapat dilalui pengguna jalan dari arah Jakarta via Jalan Tol Dalam Kota-Jalan Tol Jakarta Cikampek.

Misalnya keluar di exit Jatiwaringin/Jatibening lalu melewati jalur arteri Kalimalang dan menggunakan akses jalan tol kembali melalui GT Bekasi Barat, Bekasi Timur, Tambun, dan seterusnya. Alternatif kedua, pengguna jalan dari Jakarta via JORR keluar di exit Jatiwarna/Jatiasih, lalu melewati jalur arteri Bekasi dan masuk tol lagi di GT Bekasi Barat, Bekasi Timur, Tambun, dan seterusnya.

Dwimawan menambahkan, beban lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek kini sangat tinggi: Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) mencapai 590.000 kendaraan. Rasio jumlah kendaraan dengan kapasitas jalan (V/C) di beberapa ruas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek pun mencapai 1,3 yang artinya kondisi lalu lintas sangat sensitif terhadap gangguan: sedikit saja hambatan berpotensi terjadinya kepadatan.

Jalan alternatif disiapkan

Pengguna tol dapat mengantisipasi perjalanan melalui informasi terkini yang dapat diakses melalui Call Center Jasa Marga 24 jam di nomor telepon 14080. Lalu di akun media sosial Twitter @PTJASAMARGA (khusus informasi lalu lintas) dan @official_JSMR (untuk informasi umum lainnya), Instagram @official.jasamarga, Aplikasi Mobile JMCARe yang dilengkapi fitur push notifications, dan website http://www.jasamarga.com.

Kepadatan lalu lintas di jalan tol Cikampek tidak bisa dihindari setelah ada tiga projek besar di jalan bebas hambatan itu. Tiga projek tersebut adalah pembangunan konstruksi light rail train (LRT), pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung, dan pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek 2 Elevated. PT Jasa Marga mengimbau pengendara menggunakan jalur alternatif.

“Masalahnya, jalur alternatif yang bisa digunakan saat ini hanya Jalan Kalimalang,” kata Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota Ajun Komisaris Besar I Nengah Adi Putra, Jumat (14/7). Nengah mengatakan, jika sebagian besar pengguna jalan tol masuk ke jalur alternatif, dikhawatirkan kemacetan di Jalan Kalimalang bertambah parah. Saat ini saja jalan arteri itu sudah sangat padat.

“Karena itu kami meminta Jasa Marga melarang bus atau truk bersumbu banyak, keluar dari jalan tol menuju ke jalur arteri,” kata Nengah menambahkan antrean kendaraan di tol Cikampek tidak mungkin dihindari akibat pengerjaan tiga projek besar. Jalan tol, lanjutnya, masih jalur utama menuju Jawa Barat dan Jawa Tengah. “Namun kepadatan masih bisa ditoleransi. Karena relatif masih mengalir.”

Kepala Seksi Parkir Dinas Perhubungan Kota Bekasi Johan Budi Gunawan mengatakan telah menyiapkan jalur sepanjang Kalimalang sebagai jalur alternatif bagi kendaraan yang ingin keluar dari jalan tol Cikampek. “Kami sterilkan parkir liar di bahu jalan,” kata dia.

Ia mengatakan parkir liar terutama di Jalan M. Hasibuan kerap menjadi hambatan pengguna jalan, soalnya kapasitas jalan menjadi berkurang. Hal itu sudah dilakukan ketika musim mudik Lebaran beberapa waktu lalu. “Kami juga akan memperpanjang durasi lampu hijau jika terjadi kepadatan karena limpahan dari tol,” katanya.