Teleskop Hubble Pastikan Efek Lensa Gravitasi Kluster Galaksi Abell 370

 

xxx
Busur kluster galaksi di arah pojok kanan-atas “menutupi” banyak galaksi yang ada di latar belakangnya.

RAB.com (JAKARTA): Satu foto baru mencolok dirilis Jumat (5/5) oleh Teleskop Antariksa Hubble. Foto tersebut mengungkapkan detil kluster besar galaksi yang dinamai Abell 370, yang jaraknya 6 miliar tahun cahaya dari Bumi. Awalnya, benda padat bercahaya yang ditangkap oleh teleskop ini dikira sekelompok bintang di galaksi Bima Sakti. Namun saat foto itu dilihat lebih rinci, nampak sebuah galaksi spiral yang serupa galaksi elips kuning.

Awalnya saat memotret kluster galaksi Abell 370, astronom mencatat satu busur aneh di sebelah kanan dari banyak kelompok galaksi. Foto lebih bagus (resolusi lebih tinggi) memungkinkan astronom memastikan bahwa busur itu adalah prototip satu bentuk baru fenomena astrofisika — efek lensa gravitasi dari keseluruhan kluster galaksi terhadap galaksi-galaksi yang ada di latar belakangnya.

Foto Abell 370 juga menunjukkan keunikan. “Kluster galaksi besar itu mendistorsi ruang dan waktu di sekitarnya. Hal ini membuat kluster itu menjadi semacam lensa, yang memperbesar dan mendistorsi sebuah galaksi spiral di belakangnya,” ungkap Badan Antariksa Amerika (NASA) dalam pernyataan tertulis seperti dikutip situs Mashable.

Efek ini dapat dilihat pada hasil foto Abell 370. Garis-garis yang membatasi bagian tengah cluster menunjukkan distorsi yang disebabkan oleh gravitasi cluster yang sangat besar. Mempelajari Abell 370 dari foto-fotonya memberi jendela unik kepada para astronom apa yang ada di balik struktur terbesar semesta, khususnya ihwal distribusi materi normal dan materi gelap pada kluster galaksi di semesta.

Teleskop Hubble telah memberi manusia banyak pemandangan alam semesta yang menakjubkan. Mulai dari objek yang dekat dengan bumi seperti planet Mars dan Jupiter hingga bintang dan nebula yang  berjarak miliaran tahun cahaya jauhnya dari Bumi. Foto detil Abell 370 adalah hasil kesekian kalinya Hubble mengintip ke dalam ruang gelap di angkasa untuk mendapat gambar yang bisa mengungkapkan cahaya yang dipancarkan oleh ribuan galaksi miliaran tahun yang lalu.

Pada tahun 1995, tidak lama setelah astronot antariksa memperbaiki kamera Hubble, para ilmuwan mengarahkan teleskop itu ke hamparan langit gelap kosong dan mennyetelnya untuk mengambil 342 gambar selama 10 hari. Hubble menemukan sesuatu yang tak terduga dan menakjubkan. Alih-alih datang dengan serangkaian gambar kosong, teleskop luar angkasa tersebut mengungkapkan sekitar 3.000 galaksi yang tersembunyi di dalam petak kosong langit malam itu.

Sejak saat itu, ilmuwan NASA telah secara berkala menggunakan Hubble untuk mengambil lebih banyak jenis gambar yang menunjukkan galaksi yang tidak pernah terlihat sebelumnya. Foto terbaru Hubble Frontier Field merupakan rangkaian program yang memotret enam gugus galaksi selama 560 kali orbit Bumi menggunakan waktu teleskop 630 jam.

hubble

Tahun lalu memotret galaksi terjauh

Tim astronom internasional pada Maret 2016, melihat galaksi terjauh yang pernah dilihat di semesta menggunakan Hubble. Bayi galaksi sangat terang bernama GN-z11 ini terlihat 13,4 miliar tahun di masa lalu atau hanya 400 juta tahun setelah Big Bang (Ledakan Besar) menurut laporan tim astronom di Astrophysical Journal.

“Kami mengambil langkah mundur dalam waktu, di luar apa yang pernah kita harapkan dengan Hubble. Kami melihat GN-z11 pada waktu ketika semesta hanya tiga persen dari usia saat ini,” kata peneliti utama, Pascal Oesch, dari Yale University seperti dikutip kantor berita Xinhua.

Tim astronom yang juga meliputi ilmuwan dari Space Telescope Science Institute dan University of California itu mengungkapkan bahwa GN-z11 sekitar 25 kali lebih kecil dibandingkan Galaksi Bima Sakti, dan bintang-bintangnya hanya satu persen dari masa galaksi kita. Meski demikian, GN-z11 tumbuh cepat, membentuk bintang-bintang pada laju 20 kali lebih besar dibandingkan dengan galaksi kita sekarang.

Ini membuat galaksi yang sangat jauh itu terlihat cukup terang sehingga para astronom bisa melihat dan mengamatinya menggunakan Teleskop Hubble dan Spitzer milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Tim menggunakan Wide Field Camera 3 pada Hubble untuk secara akurat mengukur jarak ke GN-z11 secara spektroskopis dengan memecah cahaya menjadi komponen-komponen warna.

Pengukuran itu didasarkan pada “pergeseran merah” satu galaksi, yang artinya kalau satu galaksi jauh bergerak menjauhi kita, cahayanya tampak makin merah. Makin besar pergeseran merahnya, makin jauh galaksi itu. Sebelum para astronom menentukan jarak GN-z11, galaksi paling jauh dalam pengukuran spektroskopis punya pergeseran merah 8,68 yang diterjemahkan menjadi jarak 13,2 miliar tahun cahaya.

Sekarang tim mengonfirmasi GN-z11 berada pada pergeseran merah 11,1 atau hampir 200 juta tahun mendekati waktu Ledakan Besar. “Rekor baru ini tampaknya akan bertahan sampai peluncuran Teleskop Antariksa James Webb,” kata peneliti Pieter van Dokkum dari Yale University, menyebut pada penerus teleskop Hubble yang dijadwalkan ditempatkan di orbit bumi pada 2018.

Hasil penelitian itu membawa petunjuk mengejutkan baru tentang sifat alam semesta pada masa sangat awal. “Menakjubkan bahwa satu galaksi yang begitu masif ada hanya 200 juta sampai 300 juta setelah bintang paling pertama mulai terbentuk. Butuh pertumbuhan sangat cepat, laju produksi bintang sangat besar, untuk membentuk satu galaksi bermassa semiliar matahari begitu cepat,” kata peneliti Garth Illingworth dari University of California, Santa Cruz, seperti dilansir laman resmi NASA.