Uji Simpang Susun Semanggi Mulai Hari Ini

sss

RAB.com (JAKARTA): Dimulainya uji Simpang Susun Semanggi maju sehari lebih cepat dari jadwal semula. Jalan layang berbentuk lingkaran yang merupakan ikon baru Jakarta  dibuka untuk umum (open traffic) mulai hari ini (28/7) hingga 16 Agustus dan hanya dapat dilalui oleh mobil.

Open traffic tidak jadi 29 Juli, tapi kami majukan jadi besok,” kata Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat saat meninjau pembangunan Simpang Susun Semanggi (SSS) yang sudah rampung, Kamis sore (27/7). Peninjauan dilakukan menjelang dibukanya jalan layang tersebut untuk umum guna diuji coba.

Semula Presiden Joko Widodo yang mengusulkan nama Simpang Susun Basuki-Djarot untuk ikon yang diharapkan bisa mengurangi kemacetan akan ikut hadir dalam open traffic tersebut besok, Jumat, 28 Juli 2017. Namun, Djarot belum memastikan kehadiran Jokowi. “Belum, (jadwal Presiden) masih tentatif. Besok jadwal untuk open traffic,” ujar Djarot.

Adapun jadwal open traffic Simpang Susun Semanggi sengaja dilakukan sebelum peresmian yang akan digelar pada 17 Agustus 2017 oleh Presiden Joko Widodo. Jalan layang tersebut akan dibuka hingga 16 Agustus. Pada saat peresmian, jalan layang tersebut akan ditutup lagi untuk sementara.

Meski sudah mulai dibuka untuk umum, Djarot menuturkan jalan tersebut hanya boleh dilalui oleh mobil. Sepeda motor akan dilarang melalui jalan tersebut demi keamanan. “Bukannya apa-apa, tapi bahaya,” ujarnya. Bahkan, Djarot menolak usulan agar saat car free day, jalan layang Simpang Susun Semanggi juga terbuka bagi pejalan kaki.

“Jika jalan tersebut dibuka untuk pejalan kaki, bukan tidak mungkin banyak orang yang berfoto-foto di area berbahaya. Kan harus ada penjagaan di sini. Mereka yang selfie bisa jatuh. Kami harus jaga betul supaya tidak ada kecelakaan di sini. Karena waktu pengerjaan K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) di sini bagus, tidak ada accident,” ujar Djarot.

Sisa Rp 219 miliar

Djarot bersyukur pembangunan Simpang Susun Semanggi selesai tepat waktu. Jalan layang ini, kata dia, bisa jadi proyek monumental, baik dari sisi teknik konstruksi, percepatan, termasuk juga dengan pembiayaan dan pencahayaannya. “Ini luar biasa. Peresmian atau grand launching Simpang Susun Semanggi  oleh Presiden pada 17 Agustus jadi kado istimewa bagi warga Jakarta dan bagi bangsa.”

Sebelumnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT Mitra Panca Persada (MPP) menyepakati sisa uang kompensasi perubahan nilai koefisien lantai bangunan (KLB) sebesar Rp 219 miliar setelah dikurangi biaya pembangunan Simpang Susun Semanggi. Dana ini akan digunakan untuk membangun infrastruktur lain di Jakarta.

Sekretaris Daerah DKI Saefullah mengatakan nilai total kompensasi KLB PT MPP Rp 579 miliar. Untuk pembangunan Simpang Susun Semanggi, lanjutnya, mencapai sekitar Rp 360 miliar. “Karena pembangunan SSS dilakukan secara efisien, maka ada sisa sekitar Rp 219 miliar. Kami sudah tanda tangani untuk pembangunan pedesterian, trotoar, dan utilitas lain,” ujarnya di Balai Kota, Rabu, 26 Juli 2017.

Dana pembangunan simpang susun oleh PT MPP merupakan bagian dari kompensasi meninggikan gedung Wisma Sudirman dari 17 menjadi 60 lantai sesuai Peraturan Gubernur No. 210/2016 tentang koefisien bangunan. Berdasarkan penghitungan, kompensasi yang menjadi kewajiban perusahaan dan harus dibayar PT MPP senilai Rp 579 miliar berupa infrastruktur atau ruang terbuka hijau.

Saefullah mengatakan sisa nilai KLB pembangunan simpang susun Semanggi digunakan untuk pedestrian di kawasan Jalan Sudirman: dari Kali Krukut, Bendungan Hilir, sampai Patung Pemuda Senayan. Juga di kawasan Gatot Subroto: dari Kartika Candra sampai Taman Ria Senayan sepanjang 3,5 kilometer.

Di-appraisal dulu

“Selain itu akan dibangun juga saluran untuk ducting. Jadi nanti kabel, fiber optik, pipa gas, hingga saluran air bisa pakai ducting itu. Harapannya ke depan Jakarta menjadi lebih rapi,” katanya menambahkan pembangunan saluran bawah tanah ini akan digencarkan untuk kebutuhan berbagai utilitas.

Dengan begitu, ke depan jika ada yang mau pasang kabel dari pihak swasta atau pun perusahaan negara bisa sewa ducting ke pemda DKI. “Dengan pemasangan ducting ini nanti kalau mau tanam kabel tidak usah gali lagi trotoar karena kami sudah siapkan tempatnya,” kata Saefullah.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Yusmada Faisal mengatakan pembangunan simpang susun Semanggi sepenuhnya dibiayai oleh PT MPP menurut perjanjian kerja sama pada 2015. Panjang SSS, kata dia, mencapai 1,6 kilometer yang terdiri dari dua ramp. “Struktur layangnya sudah rampung, hanya taman dan animasi lampunya yang harus dikembalikan sesuai keadaan semula dan dibangun.”

Yusmada menuturkan selain PT MPP, pembangunan ducting dan pedestrian sebagai kompensasi juga dilakukan oleh PT Keppel Land di kawasan Kali Krukut, Dukuh Atas, hingga Patung Kuda, sepanjang lima kilometer.

Direktur Utama PT MPP Marius Hery Setiadi mengatakan pihaknya belum menghitung besaran anggaran yang akan digunakan untuk membangun infrastruktur tambahan. “Kewajiban kami Rp 579 miliar. Nah untuk pembangunan ducting dan trotoar akan di-appraisal dulu oleh pemerintah, meskipun sisanya ada sekitar Rp 219 miliar,” paparnya dikutip situs bisnis.com.