Kanker Stadium 4 dan Survival Rate Menurut Dokter

Kanker Stadium 4 dan Survival Rate Menurut Dokter

Kesehatan
RAB.com (JAKARTA): Kanker penyakit menakutkan.  Yang paling membuat ngeri, penyakit ini seolah selalu berkaitan dengan kematian. Benarkah demikian? Menurut penjelasan pakar dari FKUI-RSCM (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) kanker tidak selalu berhubungan dengan kematian. "Sebenarnya banyak pula pasien yang pernah divonis kanker ternyata masih bisa hidup bertahun-tahun, bahkan bisa sesehat orang tanpa penyakit kanker," kata dokter dari FKUI-RSCM Ari Fahrial Syam yang juga Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia ini dalam keterangan tertulis yang dikutip Tempo, Jumat (21/4). Secara medis, lanjut Ari, penyakit kanker tidak bisa dikatakan sembuh. Istilah yang digunakan adalah remisi atau relaps. Istilah remisi diberikan pada pasien kanker yang sudah diterapi dan sudah dievaluasi bahwa pasien tersebut tidak mengandung sel kanker lagi di dalam tubuhnya. "Pada masa remisi tersebut si pasien harus tetap kontrol secara teratur dan…
Read More
Kebiasaan Makan Anak Pengaruhi Kesehatan Pencernaan

Kebiasaan Makan Anak Pengaruhi Kesehatan Pencernaan

Kesehatan
[caption id="attachment_1044" align="aligncenter" width="836"] Kebiasaan makan anak menentukan kondisi kesehatannya.[/caption] RAB.com (JAKARTA): Kesehatan pencernaan merupakan hal penting untuk dapat mendukung perkembangan anak secara optimal di awal awal masa pertumbuhannya. Pencernaan merupakan organ yang sering terpapar oleh lingkungan luar dan merupakan salah satu pintu gerbang masuknya zat asing ke dalam tubuh. "Meskipun terkesan remeh, masalah pencernaan pada anak tidak boleh dianggap enteng. Bahkan menurut penelitian, satu dari dua anak memiliki paling tidak satu gangguan pencernaan," kata Thomas Ludwig, kepala tim peneliti Pediatric Gastroenterology Danone Nutricia Research. Oleh karena itu, pencernaan harus berfungsi sebagai benteng antara lingkungan di luar tubuh dan di dalam tubuh. “Inilah mengapa pencernaan tidak hanya berperan penting untuk proses pencernaan makanan tapi juga sebagai organ penting dalam menciptakan dan mempertahankan kesehatan tubuh secara keseluruhan,” ujar Ludwig seperti dikutip…
Read More
Jaga Kesehatan Anak dengan Aktivitas Fisik dan Cuci Tangan

Jaga Kesehatan Anak dengan Aktivitas Fisik dan Cuci Tangan

Kesehatan
[caption id="attachment_949" align="aligncenter" width="782"] Penyakit akibat bakteri pada anak semakin lama waktu penyembuhannya.[/caption] RAB.com (JAKARTA): Anak harus dibiasakan melakukan aktivitas fisik dan mencuci tangan dengan benar agar tubuhnya lebih sehat dan kebal terhadap penyakit. Terlebih saat kuman penyebab penyakit yang menyerang tubuh telah bermutasi menjadi lebih kuat akibat perilaku manusia yang keliru dalam penggunaan obat antibiotik. "Agar tidak mudah sakit para orang tua harus membiasakan anaknya melakukan aktivitas fisik. Hal ini bisa dimulai dengan langkah sederhana seperti membiarkan anak membawa tasnya sendiri atau membiarkan anak-anak naik turun tangga secara mandiri," kata dokter spesialis anak Ariani Dewi Widodo seperti dikutip situs bisnis.com kemarin (13/4). Menurutnya, saat ini banyak orang tua yang berlebihan dalam membantu anaknya sehingga kurang melakukan aktivitas fisik. Selain itu, orang tua juga harus membiasakan buah hatinya untuk hidup sehat sejak…
Read More
Rasio Lingkar Pinggang-Tinggi Badan Lebih Akurat daripada BMI

Rasio Lingkar Pinggang-Tinggi Badan Lebih Akurat daripada BMI

Kesehatan
[caption id="attachment_933" align="aligncenter" width="871"] Peneliti di University of Alberta menyatakan bahwa indeks massa tubuh (BMI) bukan satu indikator seberapa sehat anda dan ukuran yang memvonis kegemukan seseorang ini perlu diubah.[/caption] RAB.com (JAKARTA): Orang perlu mengurangi obsesi yang berpatokan pada indeks massa tubuh (body mass index atau BMI) dan berpikir ulang tentang cara menilai seseorang mengalami kegemukan atau tidak. Peneliti di Kanada menyatakan ukuran BMI hanya menyatakan seberapa besar anda dan bukan seberapa sakit anda. Singkatnya BMI bukan kriteria tepat untuk mendiagnosis satu penyakit "Salah satu teknik pengukuran tubuh ideal yang populer ini bukan hanya penanda yang buruk tentang seberapa sehat (sakit) anda, dapat menjerumuskan dokter dalam meresepkan obat yang salah untuk pasiennya," kata kata peneliti obesitas dari University of Alberta, Dr. Arya Sharma seperti dikutip situs Live Science pada akhir Maret. Menurut sebagian…
Read More
Studi 75 Tahun Harvard Ungkap Apa Itu Bahagia

Studi 75 Tahun Harvard Ungkap Apa Itu Bahagia

Kesehatan
  RAB.com (JAKARTA): Saat anda mungkin masih mencari cara yang ilmiah untuk membuat sepanjang 2017 berlimpah kebahagiaan, hasil penelitian Harvard selama 75 tahun ini mungkin bisa jadi pilihan selain terus enggan untuk berolah raga atau sekadar berpikir apa yang mesti diubah pada diri anda.  Cara sederhana itu adalah menghabiskan lebih banyak waktu dengan sahabat anda. "Kesimpulannya hubungan akrab bisa meningkatkan atau mengacaukan kesejahteraan seseorang. Pesan paling jelas yang kita dapat dari studi 75 tahun ini adalah: hubungan yang baik membuat kita tetap lebih bahagia dan  lebih sehat," kata Robert Waldinger, profesor psikologi Harvard seperti dikutip laman cnbc.com akhir tahun lalu. Jadi jika ingin lebih bahagia dan sehat sepanjang tahun ini, investasikan waktu anda pada hubungan yang hangat dan positif. Mempunyai tempat bersandar yang bisa diandalkan membuat fungsi otak tetap tinggi dan mengurangi…
Read More
Ingin Kurangi Stres, Cobalah Jeda Mengakses Facebook Seminggu

Ingin Kurangi Stres, Cobalah Jeda Mengakses Facebook Seminggu

Kesehatan
[caption id="attachment_811" align="aligncenter" width="707"] Aktif di media sosial mempengaruhi tingkat kesejahteraan seseorang.[/caption] RAB.com (JAKARTA): Ingin perasaan dan pikiran lebih rileks, lebih memperhatikan kerabat dan rekan, serta lebih gampang konsentrasi? Cobalah jeda dari media sosial (medsos) selama seminggu. Demikian hasil penelitian tentang kebahagiaan dan kesejahteraan (well-being) yang dilakukan Danish Happiness Research Institute. “Kami melihat banyak data soal kebahagiaan dan salah satu ihwal yang sering mengemuka adalah bahwa membandingkan diri sendiri dengan rekan atau kolega terdekat dapat meningkatkan rasa tidak puas (dissatisfaction},” kata Meik Wiking, CEO Happiness Research Institute di Kopenhagen setahun lalu, saat menjelaskan eksperimen jeda seminggu dari Facebook. “Facebook adalah cecaran konstan tentang kisah hebat orang lain, tapi banyak dari kita membandingkan dengan situasi luar itu dan melihat suasana mendung dan hujan (khususnya di Denmark),” lanjutnya. “Ini membuat dunia Facebook,…
Read More
Pola Makan dan Aktivitas Berubah, Pola Penyakit Bergeser

Pola Makan dan Aktivitas Berubah, Pola Penyakit Bergeser

Kesehatan, Uncategorized
[caption id="attachment_791" align="aligncenter" width="747"] Perubahan pola makan dan kurang gerak penyebab utama obesitas.[/caption] RAB.com (JAKARTA): Perubahan pola makan dan aktivitas di masyarakat mengubah pola penyakit yang sebelumnya menular menjadi tidak menular, khususnya terkait obesitas (kegemukan). Kian banyaknya warga yang mengalami obesitas juga menaikkan risiko terjadinya berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi dan gangguan kardiovaskuler. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) yang mengacu pada penelitian 2007 dan 2013, terlihat lonjakan angka orang dengan obesitas di masyarakat urban (perkotaan). Pada wanita, lonjakan angkanya hampir 25 persen, sedangkan pada pria sekitar 5 persen. Pola makan tidak seimbang dan kurang aktivitas atau gerak tubuh jadi penyebab obesitas. Data tersebut kemudian menjadi pijakan studi yang dilakukan Helda Khusun dari Southeast Asian Ministers of Education Organization - Regional Centre for Food and Nutrition (SEAMEO-REFCON) untuk memotret pola makan dan pola…
Read More
Menonton TV Lebih dari 3 Jam Sehari Tingkatkan Risiko Diabetes Anak

Menonton TV Lebih dari 3 Jam Sehari Tingkatkan Risiko Diabetes Anak

Kesehatan
[caption id="attachment_774" align="aligncenter" width="761"] Kurang bergerak menaikkan risiko terkena diabetes pada anak.[/caption] RAB.com (JAKARTA): Menghabiskan waktu lebih dari 3 jam untuk menonton televisi, komputer atau sekadar bermain  video game, ternyata bisa memperbesar risiko anak terkena diabetes tipe 2. Risiko yang sama juga mengintai orang dewasa yang melakukan hal serupa. "Terlalu banyak menonton berbahaya bagi kesehatan," ujar peneliti dari Children's Hospital of Eastern Ontario Research Institute, Mark Tremblay, seperti dilansir The Verge pekan lalu. Hal ini terungkap dari penelitian terbaru dari Inggris. Bahkan, studi yang dipublikasikan dalam jurnal Archieves of Disease in Childhood. Kesimpulan ini peneliti dapatkan setelah menganalisis data hampir 4.500 anak-anak di Inggris berusia 9-10 tahun pada 2004-2007. Mereka menemukan kebanyakan anak-anak menghabiskan lebih dari 3 jam terpaku pada layar TV dan perangkat elektronik lainnya. Anak-anak yang terlalu banyak…
Read More
Minuman Manis Makin Sumbang Obesitas

Minuman Manis Makin Sumbang Obesitas

Kesehatan
[caption id="attachment_767" align="aligncenter" width="783"] Dari pencegah dehidrasi menjadi penyumbang obesitas.[/caption] RAB.com (JAKARTA): Kebiasaan kaum urban (perkotaan) menyeruput kopi dan teh dalam keseharian ternyata bisa berujung pada obesitas (kegemukan). Khususnya untuk minuman berperisa manis (yang mendapatkan tambahan gula). "Minuman mestinya berfungsi untuk membuat tubuh terhidrasi, seharusnya tidak menyumbangkan kalori. Tapi perkembangan sekarang ini banyak minuman berperisa manis, kontributor kalori dari gulanya,” ujar peneliti Helda Khusun dari SEAMEO-REFCON (Southeast Asian Ministers of Education Organization - Regional Centre for Food and Nutrition) pekan lalu. Hal ini berdasarkan studi yang dilakukan terhadap 864 pria dan wanita berusia 18-45 tahun di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan. Hasil studi menyatakan bahwa gula pada kopi dan teh menyumbang 5,1 persen kalori dari makanan yang disantap orang dewasa di kota besar Indonesia. Selain kopi dan teh, kata…
Read More
Smartphone Hilang Stres-nya Setara Diancam Teroris

Smartphone Hilang Stres-nya Setara Diancam Teroris

Kesehatan
[caption id="attachment_745" align="aligncenter" width="727"] Kehilangan ponsel stres-nya hampir sama dengan diancam teroris.[/caption] RAB.com (JAKARTA): Stres karena kehilangan ponsel cerdas (smartphone) membuat pemiliknya tertekan yang tingkat stres-nya setara dengan diancam teroris, demikian temuan sebuah riset baru. The Physiological Society (www.physoc.org) melaporkan hasil setelah meminta 2.000 pengguna ponsel cerdas di Inggris menilai seberapa stres mereka saat menghadapi sejumlah peristiwa. Seperti hasil penelitian sebelumnya, peristiwa seperti kematian orang yang dicintai atau sakit parah memiliki skor tinggi. Begitu pula sejumlah kekhawatiran di dunia modern seperti kecurian identitas, penundaan jadwal keberangkatan kereta, dan bahkan pergi berlibur. Namun hasil penelitian mengungkap pengalaman kehidupan keseharian, seperti ponsel yang nyelip, mengacaukan emosi kita seperti saat menghadapi kejadian traumatik berat. Stres akibat ancaman teroris menempati peringkat ke-13 dalam daftar peristiwa-peristiwa penyebab stres, hanya terpaut sedikit di atas kehilangan ponsel cerdas,…
Read More